Driau.com - Pacu jalur, seperti yang terlihat pada foto di atas dari www.LensaWisata.com, merupakan pertunjukan mengendarai jalur (sampan) yang panjang oleh banyak orang dalam satu sampan. Pacu jalur yang terkenal di daerah Riau berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi dan dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Pacu jalur telah menjadi icon wisata nasional Kabupaten Kuansing dan menjadi pertunjukan tahunan yang selalu ditunggu-tunggu.
Pertunjukan ini menjadi wahana wisata lokal, kompetisi olahraga ajang pertemuan tim-tim pacu jalur yang ada di seluruh Riau. Masyarakat Kuansing sendiri mendefinisikan jalur sebagai 'perahu besar' yang terbuat dari kayu bulat tanpa adanya sambungan dengan kapasitas tampung 45-60 orang pendayung (anak pacu). Dengan panjang jalur antara 16 m s/d 25 m dan lebar pada bagian tengahnya kira-kira 1,3 m s/d 1,5 m.
Sejarah Pacu Jalur
Sejarah pacu jalur sudah dimulai sejak abad ke-17. Pada masa ini, jalur dikenal sebagai alat transportasi masyarakat di daerah Desa Rantau Kuantan, yakni kawasan yang ada di sepanjang Sungai Kuantan, atau tepatnya antara Kecamatan Hulu Kuantan pada bagian hulu hingga Kecamatan Cerenti pada hilir. Pada saat itu, jalur menjadi satu-satunya alat transportasi yang ada dan digunakan untuk mengangkut hasil-hasil alam seperti buah-buahan, sayuran dan sebagainya. Jalur pada masa itu mampu menampung sebanyak 40 orang.
Pada fase selanjutnya, orang mulai mendesain jalur dengan berbagai ukiran binatang yang menjadi kebanggaan masyarakat pada saat itu, seperti kepala ular, buaya dan harimau, baik di bagian lambung maupun di selembayung-nya, ditambah dengan perlengkapan lainnya yakni payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) juga lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri). Jalur-jalur yang dihias ini hanya dimiliki oleh kalangan datuk-datuk dan raja-raja, sekaligus mulai menunjukkan identitas sosial masyarakatnya. Pada masa ini juga, jalur digunakan sebagai alat penyambutan tamu-tamu kehormatan seperti raja dan sultan yang berkunjung ke Rantau Kuantan.
Seratus tahun kemudian, atau tepatnya pada tahun 1905 barulah jalur tersebut diperlombakan dengan istilah sebutan pacu jalur (jalur yang dilombakan dengan memacunya di air). Pada tahapan selanjutnya, pacu jalur tersebut digelar untuk memperingati HUT kemerdekaan RI, sehingga setiap tahunnya pacu jalur digelar pada bulan Agustus.
Proses Pembuatan Jalur
Pembuatan jalur dimulai dengan musyawarah ketua adat dan komponen masyarakat setempat, lalu setelah itu dipilihlah kayu yang akan digunakan melalui bantuan seorang pawang. Jenis kayu yang dipilih adalah banio, kulim kuyiang atau jenis yang lain, bentuknya harus lurus panjang sekitar 25-30 meter, diameter 1-2 meter dan memiliki mambang (sejenis makhluk halus). Harus dipertimbangkan juga agar setelah menjadi jalur nantinya dapat mendukung anak pacu yang jumlahnya 40-80 orang. Sebelum ditebang, dibuat lebih dulu upacara semah untuk memastikan kekuatan makhluk halus pada kayu tersebut. Selanjutnya kayu ditebang dan dipotong pada bagian ujungnya sesuai ukuran jalur yang akan dibuat. Selanjutnya dilakukan pendadan atau proses meratakan bagian depan yakni bagian atas kayu yang memanjang dari bagian pangkal sampai ke ujung. Kemudian kayu dilubangi dan diperhalus bagian luarnya. Kayu kemudian ditelungkupkan dan dibuat bagian kemudi di hujungnya. Proses terakhir kayu diseret beramai-ramai oleh warga kampung menuju ke perkampungan. Setelah di kampung jalur dipercantik, dan dihias barulah kemudian diturunkan ke sungai.
Festival Pacu Jalur Kuantan Singingi
Festival pacu jalur Kuantan Singingi dilakukan setiap tahunnya sebagai pertunjukan akbar yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat setempat. Tak hanya dari masyarakat tempatan, festival ini juga diikuti oleh peserta dari luar daerah di Riau. Lokasi festival di sepanjang sungai kuantan yang luas dan dikunjungi ribuan orang. System yang digunakan pada festival ini adalah system gugur, dimana peserta akan berlomba berkali-kali dalam satu grup. Yang terus menerus menang, dialah yang akan menjadi pemenang festival. Masyarakat setempat percaya, ketangguhan jalur yang akan menang adalah yang paling kuat pengaruh magic nya. Hingga dikenal bahwa pacu jalur ini merupakan ajang adu kesaktian para dukun (pawang) yang memberi kekuatan pada masing-masing jalur yang dilombakan. Meski demikian, pacu jalur menjadi salah satu event wisata yang cukup signifikan bagi pemerintah Kabupaten Kuansing.
Silahkan lihat di :
Pacu Jalur Kuantan Singingi Yang Memukau
Pacu Jalur Pesta Rakyat Kuantan Singingi