Kota Pekanbaru merupakan salah satu kota yang sedang pesat membangun di segala sector. Upaya pemerintah dalam pembangunan ini bukan hanya peningkatan SDA tapi juga SDM. Tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur kemanusiaan sebagai masyarakat yang madani dibumi lancang kuning.
Pada tanggal 2-3 Mei 2018 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan pelatihan pembinaan organisasi perempuan sebagai bentuk upaya untuk mewujudkan pembangunan dan kesetaraan gender. Mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Organisasi Perempuan Dalam Mendukung Pencapaian Kesetaraan dan Keadilan Gender” Dinas PPPA berusaha untuk memasukkan perempuan diberbagai bidang baik itu pemerintah maupun swasta.
Bertempat di hotel Alpha Pekanbaru Jl. H. Imam Munandar No. 17, acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas PPPA yaitu Bapak Drs. Mahyuddin. Sekretaris Ibu Nofrita Deli, S.Pd, M,Si. Kepala Bidang PUG: Hj. Astra Mulberiyani, SP dan dibuka oleh Plt Asisten 3 kota Pekanbaru yaitu Bapak Drs. H. Baharuddin S,os. M,Si.
Selaku Kepala Dinas PPPA, Bapak Drs. Mahyuddin berharap bahwa Dinas PPPA dapat terus bekerjasama dengan berbagai organisasi perempuan yang ada di Pekanbaru. Untuk dapat melakukan pembinaan yang tepat sasaran dan memberikan kiprah terbaik bagi kemajuan masyarakat.
Ada 50 peserta yang berasal dari 37 organisasi perempuan dan semuanya sangat antusias mengikuti pelatihan selama dua hari tersebut. Tak lupa Dinas PPPA mengundang narasumber dari berbagai bidang yaitu :
- Kementrian PPPA RI dalam hal ini diwakili oleh Ibu Martha Simanjuntak selaku founder IWITA.
- Pusat studi kependudukan dan peranan wanita Universitas Riau
- Pusat studi gender dan anak dari UIN Sultan Syarif Qasim
- Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak provinsi Riau.
Selaku perwakilan dari KPPPA Ibu Martha Simanjuntak menyampaikan tentang materi personal branding. Yaitu bagaimana seseorang perempuan itu memantaskan diri untuk berkecimpung di berbagai sector. Bagaimana membentuk brand agar orang lebih mengenal siapa diri kita, produk yang dimiliki atau organisasi yang diikuti.
Brand artinya merek yang merupakan indentitas dan refleksi dari kualitas yang berkaitan dengan produk, harga, promosi, channel dan jasa. Di era teknologi digital yang semakin maju ini penggunaan media social sudah merambah ke seluruh lapisan masyarakat. Namun selera antara pengguna laki-laki dan perempuan ternyata berbeda. Lelaki tertarik mengenai teknologi internet sedangkan perempuan lebih tertarik pada apa yang bisa dilakukan diinternet.
Ketauan kalau yang suka sebar berita hoax itu perempuan ya. Eits, tunggu dulu. Kalau bicara soal hoax antara lelaki dan perempuan mah sama saja ya. Tapi gini loh, tahukah kalian bahwa salah satu warga netizen yang sangat antusias menghadapi perubahan digital ini adalah perempuan. Meskipun banyak hambatan nyatanya perempuan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersosial media dibanding lelaki.
Sebagai pengguna terbanyak sangat penting bagi perempuan untuk memilih dan bijak dalam bersosial media. Maka itulah pentingnya personal branding bagi perempuan. Dengan adanya personal branding kaum perempuan dalam lebih meningkatkan kualitas pengetahuan, kreatifitas dan berinovasi lewat internet.
Saat ini bisa dikatakan peluang untuk menambah penghasilan lewat internet tergolong mudah. Ada banyak perusahaan e-commerce yang menyediakan platform jualan online. Hal ini tentu membuka peluang bagi kaum perempuan untuk lebih mengembangkan potensi dirinya. Karena menurut data dari DPPPA tentang Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) kota Pekanbaru pada tahun 2016 keterlibatan perempuan dalam parlemen ada 15,56%. Peranan perempuan sebagai tenaga profesional manajer administrasi dan teknisi 48,30%. Namun sumbangan pendapatan perempuan masih tergolong kecil yaitu 29,30% ini sangat jauh senjangnya. Hal ini karena perempuan masih berkecimpung dibidang social yang masih mengerjakan tugas-tugas domestic.
Untuk itu DPPPA kota Pekanbaru terus berusaha melakukan pelatihan, pendidikan dan mendampingi kaum perempuan khususnya di daerah untuk lebih berkembang baik secara personal maupun organisasi. Organisasi perempuan dirasa lebih efektif karena bersifat teamwork. Dengan dipimpin oleh perempuan juga, organisasi perempuan diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan SDM khususnya perempuan.
Setelah dijabarkan dengan luas tentang personal branding dan pentingnya peranan perempuan dalam segala aspek. Kemudian peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan diminta untuk membentuk organisasi. Dengan menentukan nama, misi, hubungan kerjasama dengan pihak luar, kegiatan dan harapan atas keberhasilan dari organisasi tersebut.
Masing-masing kelompok nantinya akan mempresentasikan hasil diskusi mereka tentang organisasi yang dibentuk. Kelompok dengan cara penyampaian terbaik, jelas, runut dan memiliki goal yang jelas akan menjadi pemenangnya. Dengan adanya pelatihan terhadap kaum perempuan ini DPPPA berharap kelak nantinya perempuan dapat ikut dalam perencanaan pembangunan, memenuhi syarat perusahaan IT dan lebih banyak berada diparlemen.