Cerita rakyat dari Sumatera Barat – cerita rakyat dari Sumatera Barat adalah salah satu dari sekian banyak cerita rakyat Indonesia yang cukup terkenal. Cerita rakyat dengan judul Pak Lebai Malang ini merupakan cerita yang sering di kisahkan oleh para orang tua untuk memberi pengajaran kepada anak-anak mereka supaya jangan serakah dan menimbang untung rugi dalam suatu perkara. Namun lebih baik jika kita belajar untuk menerima apa yang sudah digariskan oleh Tuhan. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dikisahkan tentang Pak Lebai yang Malang yang merupakan Cerita rakyat dari Sumatera Barat ini.
Cerita rakyat dari Sumatera Barat - Pak Lebai Malang
Pada suatu hari di sebuah kampung Sumatera Barat hiduplah seorang lelaki tua bernama Pak Lebai. Suatu hari Pak Lebai mendapat dua buah undangan di daerah yang berbeda. Satu undangan berada di desa hulu sungai dan satu lagi di desa hilir sungai. Mendapat dua undangan dalam waktu yang bersamaan membuat Pak Lebai menjadi bingung harus datang ke acara yang mana. Pak Lebai lalu menimbang-nimbang kedua undangan tersebut sambil berfikir. Jika ia datang ke hulu sungai maka ia akan mendapat hadiah dua ekor kepala kerbau. Namun menurut cerita masakan di desa hulu kurang enak, lagipula Pak Lebai tidak terlalu mengenal si pemilik rumah yang sedang melakukan hajatan.Jika dia datang ke hilir sungai, Pak Lebai hanya akan mendapat hadiah satu ekor kepala kerbau. Walaupun begitu menurut cerita penduduk sekitar masakan di kampung hilir sungai sangat enak. Dan lagi Pak Lebai sudah sangat mengenal orang yang mengundangnya. Namun, di desa hulu sungai selain dua ekor kepala kerbau ada juga aneka kue yang akan dibagikan kepada para tamu undangan. Kemudian Pak Lebai segera berganti baju dan mengeluarkan sampannya ke sungai, meskipun belum memutuskan ke mana dia akan pergi tapi Pak Lebai mengayuh sampanya ke hulu sungai. Di tengah perjalanan dia berubah fikiran untuk pergi ke pesta di hilir sungai. Namun lagi-lagi Pak Lebai bingung dan kembali membawa sampannya ke hulu sungai. Sampai di sana Pak Lebai bertemu dengan para undangan lainya. Pak Lebai bertanya kepada mereka tentang hidangan yang disajikan. Para undangan berkata bahwa kerbau yang disembelih terlalu kurus, mendengar hal itu Pak Lebai buru-buru memutar sampannya ke kampung di hilir sungai.
Sesampainya di kampung hilir sungai ternyata pesta yang diadakan sudah usai, para undangan pun sudah pulang. Pak Lebai tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kepala kerbau. Dia lalu memutar sampannya ke kampung di hulu sungai. Tapi alangkah sialnya, ketika sampai di kampung hulu sungai ternyata pesta yang diadakan juga telah usai dan para undangan sudah kembali. Pak Lebai akhirnya pulang ke rumah tanpa membawa apapun.
Ketika sampai di rumah Pak Lebai berfikir lebih baik dia pergi memancing untuk menu makannya nanti. Pak Lebai lalu mengambil pancing dan umpannya. Dia juga membawa anjingnya yang sedang bermalas-malasan di pojok rumah. Sebagai bekal memancing Pak Lebai membawa bekal makan siangnya untuk dimakan ketika dia memancing nanti. Sesampainya di sungai Pak Lebai segera melempar kail ke sungai, tidak lama kemudian ternyata mata pancingnya di makan seekor ikan. Pak Lebai amat senang dan segera menarik pancingnya. Namun sayang, pancing yang ditarik Pak Lebai ternyata tersangkut batu sehingga susah untuk di tarik.
Tidak kehabisan akal Pak Lebai segera terjun ke dalam sungai dan mengambil ikan yang telah memakan umpannya. Ketika sampai di dasar sungai ternyata ikan tersebut sudah terlepas dari mata pancing Pak Lebai. Ketika itu Pak Lebai akhirnya kembali ke pinggir sungai tanpa membawa ikan yang memakan umpannya. Menjelang senja Pak Lebai merasa lapar dan bermaksud akan memakan bekal yang telah di bawanya dari rumah. Namun lagi-lagi Pak Lebai mendapat sial, bekal yang dibawanya dari rumah ternyata sudah di makan oleh anjing yang ikut bersamanya. Mengetahui kisah Pak Lebai tersebut, orang-orang menyebut dirinya Pak Lebai Malang.
Cerita rakyat dari Sumatera Barat sangat memberi pelajaran berharga bagi kita semua agar selalu bersyukur atas apa yang didapat dan agar kita semua selalu memberikan yang terbaik kepada orang lain agar kita dapat juga yang terbaik dari orang lain. Sebaiknya kita tidak terlalu menghitung untung rugi yang akhirnya menyengsarakan diri kita sendiri.