Dongeng Semangka Emas merupakan sebuah Dongeng yang cukup populer di daerah Kalimantan Barat sebagai bagian dari Cerita Dongeng Indonesia yang berjudul Semangka Emas. Dongeng ini mengisahkan tentang dua saudara yang berbeda sifat. Namun pada akhirnya mereka mendapat ganjaran dari apa yang mereka lakukan. Baik itu ganjaran yang baik maupun ganjaran yang buruk. Dongeng ini mengajarkan kita untuk tetap berbuat baik dan bersedekah kepada orang yang kurang mampu. Inilah Dongeng dari Kalimantan Barat yang berjudul Semangka Emas.
Dongeng Semangka Emas
Di kampung terpencil di daerah Kalimantan Barat pada zaman dulu hiduplah dua orang kakak beradik. Yang sulung bernama Muzakir dan si bungsu bernama Dermawan. Meskipun bersaudara namun keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Muzakir adalah seorang yang kikir dan tidak suka menolong orang lain. sifatnya yang sombong dan suka menunjukkan harta kekayaannya menyebabkan orang tidak menyukainya. Selain itu Muzakir tidak pernah mau bersedekah dia takut jika hartanya akan habis kalau disedekahkan pada orang miskin. Oleh sebab itu Muzaki di sebut si kikir.
Berbanding terbalik dengan kakaknya, Dermawan sangat baik pada penduduk. Para tetangga yang kurang mampu selalu di tolong oleh Dermawan. Dia sangat memperhatikan orang lain dan sebisa mungkin membantu orang tersebut. Oleh sebab itu dermawan sangat terkenal di kampung sebagai orang yang baik hati dan dermawan. Walaupun banyak yang menyanjungnya Dermawan tidak menjadi sombong, justru sebaliknya dia semakin rendah hati dan tidak mengharapkan imbalan apapun dari apa yang dia berikan kepada orang lain.
Suatu hati Muzakir mendatangi adiknya dan berkata, betapa bodohnya Dermawan yang mau memberikan hartanya kepada orang miskin. Hal itu dianggap tidak berguna bagi Muzakir. Dermawan tersenyum mendengar perkataan kakaknya. Muzakir juga berkata bahwa dia tidak akan menolong Dermawan jika suatu hari harta Dermawan habis karena di sedekahkan pada orang lain. Dermawan berjanji jika ia jatuh miskin, ia tidak akan meminta pertolongan kakaknya.
Begitulah seterusnya, apa yang dikatakan Muzakir akhirnya menjadi kenyataan. Harta Dermawan lama-kelamaan menjadi habis dan akhirnya jatuh miskin. Walaupun begitu Dermawan menepati janjinya bahwa dia tidak akan meminta bantuan kakaknya. Muzakir yang mendengar Dermawan jatuh miskin menjadi girang hatinya. Sebab saat ini dialah orang paling kaya di kampung tersebut. Dermawan tinggal di rumah yang kecil dan tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup seadanya.
Pada suatu hari Dermawan menemukan seekor burung kecil yang terjatuh di halaman rumahnya. Dermawan mengambil burung itu dan melihat keadaannya. Ternyata burung tersebut terluka dibagian sayapnya. Dengan penuh kasih sayang Dermawan mengobati dan memelihara burung kecil itu hingga sembuh. Setelah sembuh burung itu kemudian dilepaskan kembali ke alam bebas. Setelah beberapa bulan burung kecil itu kembali ke rumah Dermawan dan menjatuhkan sebuah biji semangka. Dermawan sangat senang dan berterima kasih. Lalu biji semangka itu di tanam Dermawan. Selang beberapa bulang semangka itu sudah berbuah. Aneh, buah semangka tersebut hanya satu saja. Namun Dermawan tidak mengeluh, semangka yang berbuah hanya satu buah itu sangat besar sehingga cukup dimakan untuk orang banyak. Dermawan membawa masuk buah semangka tersebut dan membelahnya dengan hati-hati. Ajaib, ternyata di dalam semangka itu terdapat emas dan permata yang sangat banyak. Dermawan sangat bersyukur dan dalam sekejap saja dia kembali menjadi kaya raya. Dermawan lalu membayar semua hutang-hutangnya dan bersedekah kepada warga kampung yang membutuhkannya. Harta yang di bagikan Dermawan tidak pernah habis tapi semakin banyak.
Muzakir yang mendengar Dermawan kembali kaya raya menjadi iri. Lalu dia menyuruh pembantunya untuk menyelidiki apa yang terjadi. Setelah mengetahu penyebab Dermawan kembali kaya raya maka Muzakir ingin menirunya. Dicarinya burung kecil yang patah sayapnya. Setelah mencari kesana-sini burung yang di cari tidak kunjung dijumpai. Muzakir lalu menyuruh seseorang untuk melukai seekor burung lalu dia menyuruh pembantunya untuk merawat burung tersebut hingga sembuh.
Tidak lama kemudian burung itupun sembuh, setelah di lepaskan kembali ke alam bebas burung tersebut datang kembali ke rumah Muzakir dan menjatuhkan sebuah biji semangka. Muzakir sangat senang dan menanam biji semangka tersebut. Selang beberapa bulan semangka yang di tanam itu tumbuh dan berbuah satu saja. Muzakir membawa semangka tersebut dan membelahnya menjadi dua bagian. Namun ternyata di dalam semangka tersebut tidak ada emas dan permata melainkan lumpur yang sangat bau dan mengenai wajah Muzakir. Celakanya, lumpur tersebut tidak bisa hilang baunya sehingga Muzakir menjadi malu dan menyesal atas perbuatannya.
Demikianlah Dongeng Semangka Emas ini berdasarkan Cerita Rakyat Kalimantan Barat. Semoga kita semua dapat mengambil hikmahnya.