Cerita rakyat dari Gorontalo - yaitu cerita rakyat Indonesia yang cukup terkenal. Cerita ini berjudul Limonu. Menceritakan tentang seorang anak yang pergi mencari ayahnya yang ternyata adalah seorang raja Gorontalo. Limonu merupakan salah satu cerita rakyat yang sering di kisahkan oleh orang tua kepada anaknya. Hal ini berguna agar si anak tetap mengingat dan menghormati orang tua walaupun terpisah jauh dari mereka. Untuk lebih jelasnya mari kita simak cerita rakyat dari Gorontalo yang berjudul Limonu.
Limonu hanya hidup bersama ibunya. Dia terkenal sebagai anak yang tangkas melebihi kawan-kawannya. Kepandaiannya menangkap burung malwo yang banyak menetas di sepanjang Pantai Marisa tak terkalahkan indahnya. Dalam segala hal permainan, Limonu juga selalu mengalahkan kawan-kawannya. Namun, kawan-kawannya selalu saja mengejeknya. Hal ini disebabkan karena Limonu tidak mempunyai ayah. Sedari kecil Limonu hanya mengenal ibunya saja. Limonu sangat sedih mendengar ejekan kawan-awannya itu. Dia tidak meneruskan bermain di sepanjang pantai dan memilih pulang.
Sesampainya di rumah Limonu segera menemui ibunya dan menanyakan tentang keberadaan ayahnya. Melihat wajah Limonu yang muram membuat ibunya sedih dan akhirnya menceritakan tentang siapa ayah Limonu. Ibunya berkata bahwa ayah Limonu adalah seorang raja dari timur. Namun, mereka tidak bisa hidup bersama ayahnya di istana sebab ketika itu terjadi kerusuhan di istana. Oleh sebab itu mereka tinggal di luar istana dan hidup sebagai rakyat biasa agar selamat dari kerusuhan tersebut.
Mendengar penjelasan tentang jati dirinya Limonu berniat ingin bertemu dengan ayahnya di istana. Semula ibunya merasa keberatan sebab takut jika Limonu akan celaka. Ibu Limonu tidak ingin kehilangan anak satu-satunya selain itu usia Limonu masih sangat muda. Namun, melihat kesungguhan yang terpancar di mata Limonu, akhirnya ibunya mgnizinkan Limonu pergi. Berangkatlah Limonu mencari ayahnya.
Setelah mengalami penderitaan dalam pengembaraan, akhirnya sampailah Limonu di Kerajaan Gorontalo. Setiap sore, di halaman kerajaan selalu diadakan permainan bola keranjang yang melibatkan semua penonton dari pembesar dan punggawa kerajaan. Limonu mendekat arena permainan itu dan tertarik untuk mencoba. Ketika memasuki gelanggang permainan, semua mata tertuju padanya. Dia memang oran gasing yang baru saja tiba di kerajaan itu sehingga menimbulkan daya tarik tersendiri untuk orang-orang yang berada di sana.
Salah satu pemuda yang sedang memegang bola keranjang mendatangi Limonu dan mengejeknya. Pemuda itu ingin menantang Limonu bermain bola keranjang. Limonu tidak menerima tantangan tersebut, justru sebaliknya ia berkata bahwa hanya ingin ikut bermain bukannya menantang. Beberapa saat kemudian, Limonu memperlihatkan kemampuannya bermain bola keranjang. Dengan tangkas, dia memainkan bola itu. Gerakan-gerakannya indah dan cepat. Semua mata kagum memandang permainan Limonu yang luar biasa. Penonton bertepuk tangan usai Limonu memainkan bola keranjang. Raja yang terpesona memanggil Limonu.
Raja memuji permainan Limonu dan menanyakan daerah asal pemuda itu, sebab jika dilihat jelas sekali bahwa Limonu bukan dari wilayah kerajaan tersebut. Limonu memberi hikmat takzim kepada raja dan mengatakan bahwa dirinya berasal dari daerah barat. Limonu juga mengatakan tujuannya ke kerajaan tersebut adalah ingin mencari ayahnya. Limonu memberi tahu bahwa ibunya bernama Huyahulawa.
Raja sangat terkejut mendengar penuturan Limonu dan menanyakan sekali lagi tentang kebenaran bahwa Limonu adalah anak Huyahulawa atau Putri Raja Buhu Ponelo. Limonu menangguk mendengar perkataan raja. Seketika itu juga raja bangkin dari duduknya dan memeluk Limonu seraya berkata bahwa dirinya adalah ayah Limonu. Raja kemudian mengumumkan kepada punggawa, pembesar, dan rakyat bahwa Limonu adalah putra kandungnya. Akhirnya Limonu bertemu dengan ayahnya dan tinggal di istana.
Limonu sebagai Cerita Rakyat dari Gorontalo mengisahkan tentang perjalanan seorang anak mencari bapaknya yang menjadi Raja di Gorontalo. Cerita rakyat ini berakhir bahagia antara si anak, ayah dan ibunya yang berada di kampung.