Sebelum om tolelet om menjadi viral, aplikasi om tolelet om sudah sejak pertengahan 2016 di playstore. Kini dengan semakin viralnya istilah ini, Penyuka klakson telolet tidak perlu lagi menunggu bus lewat untuk mendengarkan, sebab setidaknya sudah ada lebih dari 10 aplikasi klakson di Play Store.
Aplikasi klakson telolet yang tersedia antara lain adalah Klakson Telolet (Big Bus Horn), Telolet Horn, 46 Klakson Telolet Terbaru dan Horn Bus 4ever.
Rata-rata aplikasi tersebut berbobot 5MB dan mudah digunakan, cukup mengklik tombol klakson yang tersedia di layar.
Tombol klakson di aplikasi pun dibuat mirip dengan yang ada di bus, ada yang berwarna biru dan ada juga yang merah. Aplikasi Telolet Horn menyediakan bunyi klakson dari berbagai bus antar kota antar provinsi, antara lain Haryanto, Sinar Jaya, Kramat Djati, Lorena dan Harapan Jaya.
Sekjen Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), dr Josephine R menilai hal yang membuat masyarakat merasa senang, bukan saat mendengat klakson telolet berbunyi. Namun, terenuhinya keinginan untuk berinteraksi.
"Seperti butuh perhatian, diberikan perhatian. Sebetulnya kalau kita mau melihat sesederhana itu saja," jelasnya.
Menurutnya, fenomena telolet menjadi viral karena bentuk kebersamaan universal yang mendorong munculnya interaksi tanpa takut melanggaran sesuatu.
"Keberbedaan kita karena perbedaan. Namun hakikat kita sebagai manusia, kita butuh kegembiraan yang simpel," ujar dia.
Om Telolet Om merujuk pada suara klakson modifikasi yang dimiliki sejumlah bus antarkota di jalur pantura Jawa Tengah-Jawa Timur.
Suara klakson ini menarik minat anak-anak yang menunggu di pinggir jalan setiap sore. Sedangkan 'Om' merupakan sapaan akrab anak-anak terhadap sang sopir bus. Sehingga ketika suara klakson dibunyikan, sontak membuat anak-anak senang.
Ramainya media sosial dengan meme dan lelucon yang menggunakan jargon 'Om Telolet Om', diyakini membuat eksistensi bus antara kota kembali muncul.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, hikmah di balik fenomena telolet ini adalah kecintaan masyarakat terhadap bus kembali digugah.
Bahkan, Budi juga mengungkapkan rencananya untuk membuat 'Kontes Telolet' bagi bus-bus yang memakai klakson dengan bunyi telolet terunik.
Kontes rencananya akan diadakan di Monas atau Ancol.
Namun, meski ia memberikan apresiasinya terhadap bus yang memodifikasi klaksonnya sehingga menghibur, Budi tetap mengimbau masyarakat agar tetap mengutamakan keselamatan dalam meminta 'telolet'.
"Telolet kan kita senang. Apalagi saya senang musik. Itu menghibur. Jadi saya pikir kreativitas yang bagus ini harus dikembangkan dengan bagus.
Bahkan nanti Kemenhub akan kerja sama dengan pihak tertentu untuk mengadakan kontes telolet. Kalau mungkin kita bikin DJ telolet dalam waktu 3 minggu," ujar Budi, Jumat (23/12).