Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyoroti kinerja PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasalnya, krisis listrik di wilayah ini dinilai semakin parah.
Hal ini diungkapkan gubernur setelah pemadaman listrik sempat mengganggu acara penyerahan bantuan untuk 5.000 pekerja rentan dalam Program Gerakan Nasional Perduli Pekerja Rentan, yang dilaksanakan BPJS Ketenagakerjaan dan PT Bank Riau-Kepulauan Riau, di Kota Pekanbaru, Sabtu (5/11).
Padahal, acara tersebut turut dihadiri oleh Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, Direktur Utama PT Bank Riau-Kepri Irvandi Gustari, dan Pelaksana Tugas Wali Kota Pekanbaru Edwar Sanger.
Di tengah pidato sambutannya, listrik di Menara Bank Riau-Kepri mendadak padam selama sekitar 30 detik, sebelum akhirnya penyelenggara menggunakan mesin genset.
Meski listrik padam sebentar, namun suasana ruangan yang jadi gelap gulita telah membuat kegaduhan di tengah pengunjung. Gubernur Riau pun tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
"Inilah kondisi kita, pemadaman listrik makin parah mengganggu kerja kita," kata pria yang akrab disapa Andi Rachman itu.
Ia mengeluhkan kondisi kelistrikan Riau kini semakin parah karena pemadaman listrik yang makin sering terjadi. Pemadaman listrik di Kota Pekanbaru durasinya bisa mencapai 6-7 jam sehari, dan kerap tidak sesuai jadwal yang dikeluarkan PLN.
Andi Rachman meminta PLN untuk lebih serius bekerja, karena rencana proyek dua pembangkit listrik di Riau terus mengalami penundaan.
Apalagi, kondisi listrik dari PLN makin parah karena untuk pertama kalinya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang tidak berfungsi akibat kekurangan air di waduknya.
"Kekurangan (listrik) kita masih banyak, namun dua pembangkit malah tertunda. PLTA kita juga kering, ini baru pertama kalinya mesih terpaksa dimatikan karena tidak ada air untuk mendorong kerja (turbin)," kata Andi.
Manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Riau dan Kepri Dwi Suryo Abdullah mengatakan, baru satu dari total tiga unit mesin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang yang bisa beroperasi maksimal karena kekurangan air.
Laporan yang diterima pihaknya, ketinggian air bendungan PLTA cuma sekitar 55,25 meter kubik per detik (m3/s).
Elevasi air waduk untuk pembangkit listrik terletak di Desa Merangin, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau itu 73,53 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Syarat minimal dalam mengoperasikan ketiga unit mesin PLTA Kota Panjang harus berada 73,5 mdpl dengan masing-masing pembangkit menghasilkan daya listrik kini 31,9 megawatt (Mw).
"Jadi kita, cuma memanfaatkan (air) tiga centimeter saja. Kalau air di posisi 73,5 mdpl, maka operasi satu unit mesin ini harus stop lagi," ujar dia.