Riau dengan budaya melayunya begitu dikenal bukan hanya di tingkat nasional, namun juga hingga ke ranah internasional. Diantara pusat-pusat peradaban melayu yang ada di Indonesia, Riau menjadi daerah yang cukup dikenal.
Untuk Riau, daerah yang masih memiliki tradisi melayu yang cukupn kental kebanyakan daerah pesisir seperti Bengkalis, Meranti dan sebagainya.
Bukan hanya dari logat bahasanya yang masih menggunakan bahasa Melayu asli, berbagai tradisi yang diperkenalkan juga masih kental dengan identitas kemelayuannya. Untuk Pekanbaru sendiri sebagai daerah ibu kota provinsi, Melayu lebih banyak muncul sebagai symbol, seperti pada pakaian adat, bangunan dan sebagainya.
Untuk bahasa dan tradisi, sudah banyak mengalami akulturasi dengan berbagai budaya lainnya seperti minang, Jawa, Batak hingga Cina. Pekanbaru memiliki suku yang baragam sehingga tradisi melayu sendiri seperti bahasa sudah mulai sulit ditemukan.
Jika Anda berkunjung ke Riau dan ingin menikmati wisata budaya di daerah ini, maka ada beberapa tempat yang bisa Anda kunjungi untuk menyaksikan berbagai even dan pertunjukan budaya tersebut, diantaranya sebagai berikut:
1. Petang Magang
Tradisi petang magang merupakan tradisi Melayu yang bisa Anda saksikan menjelang bulan Ramadhan tiba. Tradisi ini digelar di bantaran Sungai Siak kemudian dilanjutkan dengan acara berziarah ke makam para pejuang Melayu di daerah Senapelan.
Pemerintah Kota Pekanbaru biasanya mengadakan tradisi budaya ini menjelang Ramadhan tiba. Arak-arakan pawai Ramadhan mengiringi penyelenggaraan tradisi ini.
Di daerah seperti Kampar, istilah petang magang ini mirip dengan mandi balimau, yakni tradisi mandi bersama di sungai menjelang Ramadhan tiba. Kepercayaan masyarakat setempat, cara itu dapat menghapuskan dosa dan mensucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan.
2. Festival Lampu Colok
Daerah di Riau yang masih menjalan tradisi festival lampu colok dengan cukup wah diantaranya adalah Kabupaten Bengkalis. Festival ini dilakukan dengan memasang ribuan lampu minyak yang dihidupkan, dengan membentuknya menyerupai bangunan masjid, gedung, symbol-simbol Islam dan melayu.
Tradisi ini dikritik karena dalam satu kali festival akan menghabiskan minyak tanah yang cukup banyak sehingga dikatakan sebagai pemborosan terhadap bahan bakar. Akan tetapi masyarakat Bengkalis khususnya, tetap menjalankan tradisi ini.
Biasanya dilaksanakan pada malam-malam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan, sebagai pertanda kegembiraan masyarakat menyambut 10 malam terakhir tersebut.
3. Anjungan rumah adat
Meskipun saat ini sebagian kawasannya masih mengalami pemugaran, jika Anda berkunjung ke Pekanbaru, maka Anda juga bisa melihat anjungan rumah adat dari seluruh kabupaten yang ada di Riau. Terletak di kawasan purna MTQ, Jalan Jend. Sudirman.
Jika Anda tak punya waktu mengunjungi kabupaten-kabupaten yang ada di Riau, maka cukup bagi Anda menyaksikan aneka anjungan rumah adat yang ada.
Pada even-even budaya yang digelar pemerintah, biasanya anjungan ini akan dibuka untuk umum dengan memamerkan berbagai jenis adat dan budaya yang khas dari setiap kabupaten yang ada.
4. Aneka Tari Japin
Tari japin biasanya akan menjadi pertunjukan di acara-acara resmi yang digelar pemerintah. Tari zapin ada banyak jenisnya dari berbagai daerah yang ada di Riau. Penarinya laki-laki dan perempuan dengan menggunakan tradisi pakaian melayu.
Untuk penyambutan tamu-tamu istimewa atau penyelenggaraan acara-acara nasional dan internasional, ataupun acara resmi lainnya, biasanya diawali dengan persembahan tari zapin yang melambangkan filosofi kehidupan melayu.
5. Budaya bertenun songket
Di daerah Bengkalis seperti kawasan Pakning, masih banyak masyarakat tradisional Melayu yang menenun songket sebagai komoditas ekspor budaya Melayu yang bernilai tinggi. Baik laki-laki maupun perempuan bisa belajar tradisi ini. Sayangnya kalangan muda saat ini lebih senang membeli songket jadi ketimbang menenunnya sendiri karena cukup rumit dan lama.
Situs-situs budaya Melayu lainnya yang bisa dikunjungi wisatawan seperti Istana Siak di Kota Siak Sri Inderapura, kawasan Senapelan di Pekanbaru tempat makam para raja, makam kerajaan Indragiri di daerah Rengat dan masih banyak lagi yang lainnya.
Upaya mempertahankan tradisi melayu tersebut terus dilakukan pemerintah mengingat derasnya arus modernisasi yang menghilangkan jejak-jejak budaya dan sejarah Melayu.