Bonsai |
Sukamto (45 th) tampak asyik menyiram tanamannya yang terletak di dalam pot. Prilakunya tersebut tidak akan aneh jika terjadi di kebun bunga. Namun kali ini ia melakukannya di halaman belakang Perpustakaan Wilayah Soeman HS Pekanbaru. Seakan tak peduli dengan keramaian disekitarnya ia terus membasahi tanaman-tanamanan kerdil yang terdapat di dalam pot aneka rupa tersebut. “Ini adalah karya saya,” tutur pria berkumis tersebut sumringah.
Suatu hal yang tidak biasa ketika seseorang menyebut tanaman sebagai sebuah “karya”. Biasanya hal seperti itu akan disebut “tanaman saya”. Pria yang ketika itu mengenakan busana batik tersebut memang tidak sedang menyiram tanaman biasa. Ia sedang menyiram bonsai. Seseorang yang memiliki hobi menanam bonsai biasanya akan disebut sebagai seniman bonsai. Sekalipun bonsai adalah sebuah tanaman. Namun karena ditanam dengan teknik dan ciri khas tertentu, maka tanaman tersebut kemudian layak disebut sebagai sebuah karya.
Sukamto mengaku telah delapan tahun bergelut di dunia tanaman kerdil tersebut. Ia mengaku hanya lulusan SMA dengan jurusan IPS. “Saya hobi dan menyukai tanaman ini. Meskipun tidak memiliki basic sebagai seorang ahli tanaman atau pertanian, hobi ini membuat saya harus belajar otodidak sebagai pengrajin bonsai,” ujarnya.
Bisnis Bonsai di Pekanbaru
Ia mengembangkan hobinya itu di Pekanbaru dengan lokasi di Jalan Bukit Barisan. Sukamto memiliki brand sendiri dengan nama Putri Sri Gading. Saat ini Sukamto merupakan pemegang kontrak untuk sewa tanaman dalam ruangan dengan bank-bank dan perusahaan-perusahaan di Pekanbaru. Ia mengaku hal itu terjadi secara tidak sengaja.
“Mulanya hanya hobi. Namun seiring waktu ada beberapa permintaan dari saudara yang menginginkan saya mendekor tempat pestanya,” cerita warga Pekanbaru tersebut. Dari sanalah jalan hobi bonsai saya merambah ke dunia bisnis, lanjutnya.
Setiap dua minggu sekali Sukamto dan beberapa pegawainya akan tampak wara-wiri di bank-bank dan hotel-hotel Pekanbaru. Ia mengganti tanaman bonsai dengan yang baru. Untuk usahanya tersebut Sukamto mengaku mendapatkan keuntungan yang lumayan untuk penunjang hobi dan kehidupannya sehari-hari. “Lumayan ada pemasukan bulanan,” tuturnya merendah.
Suatu hal yang tidak biasa ketika seseorang menyebut tanaman sebagai sebuah “karya”
Usut punya usut ternyata untuk sekali mendekorasi usaha pesta dengan tanaman bonsai, owner Kebun Bunga Putri Sri Gading ini diganjar sewa hingga 5 juta rupiah per hari. Tentu saja itu adalah nilai yang lebih dari cukup. Namun Sukamto mengaku bahwa pemasukan rutinnya tidak didapat dengan kegiatan dekorasi pesta. Pemasukan dari dekorasi interior perusahaan, hotel dan banklah yang menjadi andalan bisnis tanaman indah ini.
“Dengan pihak perusahaan seperti hotel dan bank kita memakai sistem sewa,” jelasnya. Sistem sewa tersebut mengharuskan kami untuk mengganti tanaman bonsai setiap dua minggu sekali. Yah, untuk penyegaran di ruang publik perusahaan, tambahnya.
Sukamto menanam aneka jenis bonsai dari tanaman lokal di Riau. Misalnya, tanaman anting putri, yaitu sejenis tumbuhan yang bernama latinWrightia religiosa. Disebut anting putri karena bunganya yang berwarna putih menjuntai mengingatkan pada aksesori perempuan, anting-anting. Tanaman ini cukup terkenal di dunia seni bonsai dan cukup dominan bagi para pembonsai pemula. Jenis tanaman ini gampang ditemukan di Riau terutama di Pekanbaru. Ketika berbunga ia akan menebarkan bau harum.
Kemudian ada tanaman Hokianti. Tanaman ini tumbuh dengan baik di lereng-lereng pegunungan kapur. Riau merupakan salah satu habitat tanaman ini karena tanahnya yang didominasi oleh tanah kapur. Ciri-cirinya adalah memiliki daun berbulu halus dan mengkilap. Ia mampu tumbuh di lahan dengan sedikit air. Karena itu lah Hokianti menjadi tanaman yang ideal untuk dibonsai.
Selain kedua jenis tanaman tersebut, beberapa bonsai unggulan Sukamto terdiri dari pohon sancang. Sancang adalah tanaman liar yang mudah tumbuh dimana saja. Tanaman ini dapat di stek. Ciri-cirinya berdaun sangat lebar ketika tumbuh di alam liar. Namun saat berada di pot bonsai daunnya bisa tumbuh sangat kecil sekali tanpa menghilangkan kecantikkannya. Untuk beragam jenis bonsai, Sukamto menjual 500 ratus ribu rupiah sampai 5 juta rupiah. Tergantung pada lama perawatan dan kerumitan estetikanya.
Hobi bonsai ini memang pantas menjadi bidang bisnis yang menggiurkan. Selain pengrajinnya tidak terlalu banyak di Kota Bertuah ini. Modalnya juga cukup rendah dan bisa dijangkau. Sebagai modal dasar, kita hanya memerlukan pot bonsai yang beraneka rupa. Sementara untuk bibit bonsai bisa dibuat sendiri atau diambil dari alam liar. Lahan tanamnya bisa memanfaatkan tanah di sekitar kita. “Untuk lahan tanam saya sering menggunakan batu-batu karang kecil yang suka terdapat di pinggir pantai,” ujar Sukamto. Ia mengaku biasa membeli pada nelayan dari Sumatera Barat yang mendapatkan bebatuan laut tersebut tanpa sengaja di pinggir pantai. Bagi Anda yang berminat terhadap dunia tanaman tidak ada salahnya kan, meramaikan bisnis bonsai di Pekanbaru.
Selamat mencoba.