Puasa sebulan penuh sering kali hanya berbuah lapar dahaga pada diri seseorang. Penyebab salah satunya karena selama puasa kita sering melakukan kesalahan-kesalahan berulang yang tidak kita sadari. Dan lebih parah lagi, kita bahkan tidak tahu kalau itu sebuah kesalahan.
Nah, berikut ini ada lima jenis kesalahan yang biasa dilakukan oleh orang yang berpuasa sehingga mengakibatkan puasanya hanya sebatas menahan lapar dan dahaga saja. Berikut ini beberapa jenis kesalahan tersebut:
1. Menyia-nyiakan waktu sahur
Menyia-nyiakan waktu sahur dilakukan dengan tidak sahur, jikalau pun bangun sahur, hanya sekedar bangun saja lalu makan dan selanjutnya tidur kembali. Tidak ada upaya untuk memaknai sahur, mengisi waktu sahur dengan beribadah. Saat bangun sebelum sahur, sebaiknya kita menunaikan shalat tahajud minimal dua rakaat untuk menambah berkahnya ibadah sahur kita.
Di dalam satu suapan sahur terdapat keberkahan. Dan merugilah jika kita tidak mengambil keberkahan tersebut. selain itu, waktu sahur di mulai pukul 3 dini hari merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Mereka yang sukses Ramadhannya adalah mereka yang bisa memaksimalkan waktu sepertiga mala mini untuk melaksanakan ibadah.
2. Menyia-nyiakan waktu jelang berbuka
Jika kita menunaikan Ramadhan di Makkah atau Madinah, maka kebiasaan warga disana adalah telah berdiam diri di masjid untuk berdoa sekitar 1 hingga 2 jam sebelum waktu berbuka. Karena waktu menjelang berbuka merupakan waktu yang paling mustajab untuk dilakukan doa.
Namun kebiasaan yang paling sering kita lakukan menjelang berbuka adalah jalan-jalan, ngabuburit dan mencari pebukaan. Jadi wajar saja kalau ibadah puasa kita sedikit bekasnya.
3. Menyia-nyiakan waktu di siang dan malam hari
Banyak orang hanya menganggap puasa hanya soal tidak makan dan tidak minum. Sehingga yang mereka lakukan pada saat berpuasa adalah melakukan aktivitas yang bisa mengalihkan rasa lapar dan hausnya dalam waktu yang lama. Misalnya main game, jalan-jalan ke mall, menonton dan sebagainya.
Sehingga waktunya kosong dari ibadah. Padahal puasa bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tapi juga upaya untuk beribadah dan mendekatkan diri pada Allah. Jadi kalau setelah Ramadhan kita tetap biasa saja, wajar saja karena kita telah menyia-nyiakan kesempatan beribadah yang besar yang Allah berikan kepada kita.
4. Panca indera yang sulit dijaga
Selama Ramadhan kita perlu menjaga panca indra dari kemaksiatan. Mulai dari mata, tangan, hati, telinga, pikiran. Namun sedikit orang yang bisa melakukan ini. dunia gadget menjadi salah satu hambatan terbesar kita dalam menahan panca indera dari hal-hal yang mengurangi pahala puasa.
Kita mungkin memang tidak bicara sia-sia atau dusta, tapi kalau kita chatting maksiat atau bicara dusta di gadget, tentunya itu sama saja.
5. Kesalahan pemahaman
Jika memandang puasa hanya pada soal persepsi tidak makan dan tidak minum, maka itu jelas akan menjadi berat bagi kita. Akan tetapi, lihat lah puasa dari aspek kesehatan. Selama berpuasa ada banyak manfaat kesehatan yang didapatkan seseorang, perut menjadi lebih ringan dan sehat.
Mereka yang terbiasa suka makan pun bisa lebih dijaga. Puasa juga bulan berlipat-lipatnya ganjaran amal pahala. Yang sunnah pahalanya terhitung wajib, dan yang wajib tentunya tak terhitung lagi. Dengan persepsi ini, kita akan mencintai Ramadhan dan selalu bahagia saat merasa lapar atau haus di siang hari.
Hanya orang-orang yang tau kebaikan Ramadhan lah yang akan berbahagia sepanjang Ramadhan. Sementara yang tidak tahu, akan menganggap Ramadhan sebagai belenggu yang harus segera diakhiri.