Pernah dengan kalimat seperti di atas? Anak adalah titipan Tuhan, lalu kenapa kita titipkan? Hal ini sebenarnya sebuah peringatan untuk orang tua agar bisa mendidik anak dengan baik dan dengan tangannya sendiri. Kalau kita pikir-pikirkan, harta yang paling berharga dalam hidup kita tak lain adalah zuriat atau anak. Ya, karena harta inilah yang akan mendoakan kita ketika kita tak ada lagi di dunia. Menjaga dan merawat anak di saat kecil hanya sekali kita lakukan, setelah mereka dewasa mereka akan mengingat apa yang terjadi di masa kecil.
Saat ini ada banyak curhatan dari para pemilik Tempat Penitipan Anak yang mengaku tak tega menerima penitipan anak di usia hitungan bulan karena alasan orang tuanya bekerja di kantor. Sampai akhirnya para guru Tempat Penitipan Anak tersebut mengaku ingin menikah dengan pria yang melarang istrinya bekerja. Bentuk dari rasa prihatin mereka pada para bayi-bayi yang ditinggal ibunya bekerja di kantor.
Umumnya alasan orang tua yang menitipkan bayinya untuk alasan bekerja.
Pekerjaan full time yang tak bisa diwakilkan seperti pegawai negeri. Alahasil, bayi mereka dari pagi hari hingga sore hari dirawat oleh para pengasuh anak. Sementara orang tuanya sibuk mencari uang. Tepat kah hal ini dilakukan? Sementara masa kecil hanya sekali, dan orang tua melewatkan perawatan itu begitu saja untuk pekerjaan mereka. Ada beberapa hal penting yang harus Anda ketahui berikut ini:
1. Mungkin Anda beralasan mencari uang untuk menghidupi anak Anda sehingga harus menitipkan mereka di TPA, oke lah jika Anda seorang ayah. Lalu jika Anda seorang ibu, bukan kah saat ini telah banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dari dalam rumah? Apakah gaji jutaan per bulan itu lebih berharga bagi Anda dari pada mendampingin buah hati Anda yang akan mendoakan Anda kelak setelah tiada?
2. Kadang-kadang orang tua sering menuntut agar anaknya bisa tumbuh menghormatinya, menjadi anak yang baik, sholeh dan sholehah. Tapi investasi kita untuk menjadikannya sholeh dan baik tidak sebanding. Mungkin saja ia akan tumbuh sholeh bersama para pengasuh, tapi bagaimana kedekatan hati para orang tua pada anaknya, mungkin saja ia akan lebih mengenang dan hormat kepada pengasuhnya.
3. Anak adalah titipan Allah, lalu kenapa kita titipkan? Ya, yang merawat dan menjaga anak-anak semestinya orang tuanya, bukan para pengasuhnya. Bagaimana kita bisa menunaikan tanggung jawab dan kewajiban kita jika anak selalu dititipkan.
Acungan jempol kepada ibu yang memilih resign dari pekerjaan karena alasan menjaga anak. Ya, karena ia tahu anak titipan Tuhan, maka tak harus dititipkan.