Duka datang bertubi-tubi pada pelaksanaan haji tahun ini. Tragedi Mina setelah di tahun 2006 terakhir terjadi, kini terulang lagi di pelaksanaan haji tahun 2015. Kejadian kecelakaan di Mina terjadi di jalan menuju tempat lontar jumrah di antara tenda-tenda di Mina. Awal kejadian karena ada sekelompok jamaah yang tiba-tiba berhenti sehingga terjadi penumpukan dan desak desakan. Menurut laporan insiden terjadi saat jemaah berebut masuk di pintu masuk dari Jamarat. Korban dilarikan ke empat rumah sakit di wilayah Mina. Beberapa korban luka dievakuasi oleh helikopter ke rumah sakit di Makkah.
"Kejadian terjadi sekitar pukul 7.00 pagi waktu setempat," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir dalam siaran pers, Kamis (24/9).
Kepala Sie informasi Haji Kementerian Agama (Kemenag), Affan Rangkuti, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis malam (24/9) menjelaskan kejadian yang menelan ratusan korban tersebut pada pukul 07.30 waktu Arab Saudi adalah waktu yang diimbau bagi jamaah haji Indonesia untuk tidak melakukan ibadah melempar jumrah.
"Jamaah haji kita diimbau untuk melakukan ibadah melempar jumrah pada malam hari, mengingat telah ada prediksi pada pukul 08.00-11.00 waktu Arab terjadi kepadatan. Adapun jamaah yang melakukan lontaran di luar imbauan itu sulit diantisipasi, mengingat banyak manusia di Mina," katanya lagi.
Ketua Rombongan (Karom) Mugi Suryojaya, dari kelompok terbang (kloter) 48/Embarkasi Surabaya (SUB) menyaksikan sendiri jamaahnya meninggal dalam musibah di Jalan Arab, Mina, Kamis sekitar pukul 07.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
"Kami berangkat melempar jumrah dari Mina Jadid. Sesampai di Jalan 204 sebelum jembatan tampak jamaah menumpuk dari dua arah. Lokasinya setelah pasar. Saya melihat langsung Pak Niro meninggal dalam peristiwa tersebut," kata Mugi Suryojaya. Di Media Center Haji (MCH) di Mina, Mugi menjelaskan saat itu jamaah yang mau masuk bertemu dengan jamaah yang akan keluar di jalan tersebut.
"Kami terhimpit, kebanyakan kepanasan dan akhirnya korban berjatuhan. Salah satu korban yang meninggal merupakan anggota rombongan saya," katanya. Ia merinci nama jamaahnya adalah Niro dari Paiton, Probolinggo. Saat di lokasi kejadian, dia lepas dari dirinya. "Beberapa saat kemudian, saya lihat digotong sama askar dan ditaruh di bawah jembatan," katanya.
Mugi sempat melihat wajah Niro yang digotong dan wajahnya ditutup kain ihram. Sementara itu, salah satu anggota rombongan yang selamat, Hasan, mengatakan jenazah Niro itu langsung dibawa askar (petugas Arab Saudi). Ketika kejadian, almarhum berada di belakang posisinya.
"Saya buka ihram yang nutupi wajahnya. Saya lihat ada slayer hijau di leher dan mukanya memang Pak Niro. Saya bilang ke askar, ini teman saya, terus kemudian dibawa pergi," ujarnya.
Ia juga melihat banyak jenazah yang digotong askar ke arah jembatan. "Saya menyaksikan sendiri. Kejadiannya di pintu masuk dekat jembatan. Korbannya yang banyak orang kulit hitam," jelasnya.