Bencana asap yang berkepanjangan memberikan efek kesehatan jangka panjang yang sangat signifikan, terutama bagi kalangan anak-anak balita dan ibu hamil. Dokter Azizman Saadn Spesialis Paru Konsultan dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, mengatakan dampak dari kebakaran hutan adalah menimbulkan partikel debu yang sangat halus.
Udara Riau pada level 'berbahaya' kebakaran hutan menimbulkan metan dan karbondioksida.
Dengan kualitas oksigen yang menurun, lanjut Azizman, hal itu akan mempengaruhi sel otak khususnya balita. Oksigen yang sudah di bawah normal, dengan sendiri tidak bisa menormal udara di sel otak pada anak.
"Imbas jangka panjangnya, inteligency pada anak akan menurun. Bila terus menerus dialami balita, kelak terjadi penurunan inteligency dan berakibat fatal menjadi idiot. Itu resiko terburuk buat balita imbas dari kabut asap kebakaran hutan ini," kata dr Azizman.
Sedangkan untuk ibu hamil, lanjut Azizman juga rentan terserang penyakit yang berimbah pada janin. Kondisi okisigen yang telah tercemar di bawah batas, juga akan mempengaruhi ibu hamil. Tidak maksimalnya kualitas oksigen karena asap juga akan merusak jaringan sel pada janin.
"Sel pada otak janin juga tidak bisa berkembang normal. IQ-nya bisa rendah. Begitu juga postur janin ketika dilahirkan bisa mengecil. Ini imbas asupan udara yang diberikan ibunya merupakan udara yang tercemar mengandung metan dan karbondioksida dan partikel debu halus sisa pembakaran hutan," kata Azizman.