Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Riau mendesak Pemerintah Provinsi untuk melakukan koordinasi dengan pusat terkait harga sawit yang sudah sangat jauh merosot hingga ke angka 400 rupiah per kilonya.
Anggota Komisi C DPRD Riau Husni Thamrin mengatakan penurunan harga jual sawit saat ini hampir merata terjadi daerah di Riau. Para petani kebun yang selama ini menggantungkan hidupnya pada hasil sawit mengeluhkan anjloknya harga sawit tersebut.
"Dari beberapa tahun terakhir ini, saat inilah harga sawit sampai paling rendah. Para petani sawit terancam tidak dapat menyekolahkan anaknya. Bahkan untuk kebutuhan sehari hari saja sudah susah. Harga beras saja sudah berapa, matilah masyakat Riau," ujarnya.
Lebih lanjut disampaikannya, untuk itu dewan mendesak pemerintah provinsi harus segera melaporkan hal ini dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengatasi masalah anjloknya harga jual buah sawit itu.
"Seharusnya, kalau harga dolar AS naik, dan CPO dijual ke luar negri naik, maka harga jual buah sawit juga naik, ini malah anjlok drastis," katanya.
"Ini harus ada peran penting dari pemerintahan pusat, harus turun tangan langsung. Di Jawa kekeringan saja sudah ribut, dan cepat ditanggulangi, padahal di Riau ini sekarang sudah satu bulan harga sawit mengancam petani Riau, pusat diam-diam saja," tuturnya.
Disampaikan juga olehnya, kemungkinan pusat belum tahu dengan keluhan tersebut, karena tidak tahu dan Pemprov Riau belum melaporkanya, atau pemerintah pusat memang tidak mau tahu dengan kondisi Riau sekarang ini.
"Wajarlah kita di Riau sering kecewa dengan pusat, karena tidak mungkin pusat tidak tahu karena memiliki intelejen yang akan melaporkan setiap kondisi daerah, sekarang kita desak Pemprov melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi dan langkah penyelesaian harga sawit dan karet juga," tukasnya.