Mengangkat tema revolusi mental Lagu berjudul "Pengkhianat" milik grup band rock Rodinda, yang digawangi Prananda Prabowo, putra dari Megawati Soekarnoputri resmi dirilis. Namun beberapa pihak menganggap lagu tersebut merupakan bentuk sindiran kepada Presiden Jokowi. Sementara pemilik lagu ini membantah hal tersebut. Vokalis band Rodinda, Rully Worotikan, menjelaskan, dalam lagu "Pengkhianat", Prananda tidak menunjukkannya kepada siapa pun, apalagi kepada sosok Jokowi.
"Mas Nanan (Prananda) itu sahabat dekat Pak Jokowi. Yang memelintir itu kan orang yang tidak mengerti. Maklum, sekarang ini masyarakat terbelah, di satu sisi pendukung Jokowi dan di sisi lain pembenci Jokowi," kata Rully di Jakarta, Senin (15/6/2015).
Dalam single lagu tersebut, menurut dia, Prananda sedang menelusuri sebuah teori revolusi. Adapun teori itu adalah "setiap revolusi akan melahirkan pengkhianatan". Rully menjelaskan, dalam revolusi, juga dikenal "selalu memakan anak kandungnya sendiri".
"Jadi, dalam revolusi itu, langkah pertama, ciptakan siapa lawan dan siapa kawan. Nah, pengkhianat itu yang paling bahaya karena muncul di garis belakang, menikam perjuangan," ujarnya.
Berikut ini lirik lagu Pengkhianat
"Telah kuserahkan seluruh jiwaku
Untuk menjadi nafas dalam gerak langkah perjuanganmu
Dasar kau pengkhianat
Sangkakala pertarungan
Kau tiupkan dua jago
Kau pikir karena kuasamu
Mati langkahku kau buat
Janji mu tipu muslihat
Senyummu bulus membius
Cukup sampai di sini lukaku
dendamnya kurawat
Tapi sisa waktu kesumatku
Dasar kau pengkhianat
Pengkhianat berwajah santun
Dasar kau pengkhianat
Lihatlah kau berbuat tebarmu
Tempus Abire Tibi Est
Tempus Abire Tibi Est
Waktumu sudah habis
Manusia tak punya malu
Janjimu tipu muslihat
Senyummu bulus membius
Cukup sampai disini lukaku
dendamnya kurawat
Tapi sisa waktu kesumatmu
Dasar kau pengkhianat
Pengkhianat berwajah santun
Dasar kau pengkhianat
Lihatlah kau perbuat tebarmu
Waktumu sudah habis
Manusia tak punya malu
Tunggu saatnya kan tiba
Pasti lah akan tiba
Tiba masa kubuat perhitungan
Membalas pengkhianatan"