Modus Baru Pembobol ATM dengan Menggandakan ATM

Sistem perbankan Indonesia kembali terbukti lemah. Bareskrim Polri mengungkapkan adanya jaringan internasional yang membobol rekening nasabah asing dengan modus menggandakan kartu ATM di Bali. Dengan begitu, diprediksi jaringan pembobol rekening itu memanfaatkan sistem perbankan Indonesia yang dinilai lemah. 

Dalam konferensi pers (20/4/2015) Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak menuturkan, modus yang digunakan pelaku pembobolan rekening bank tersebut baru pertama kali ada di Indonesia alias modus baru. Bila biasanya, pembobol itu menggunakan alat skimmer atau alat pembaca magnetic stripe yang terpasang di mulut ATM. "Jaringan ini tidak menggunakan skimmer dan ini sangat baru, hingga Bareskrim harus ke Eropa bekerja sama dengan Europol untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pembobolan tersebut," terangnya. 

Jaringan tersebut memakai router atau alat penyadap yang mampu membaca jalur transaksi nasabah. Alat tersebut dipasang dibalik mesin ATM. "Router ini dapat mengambil data magnetic stripe sesaat setelah kartu ATM dimasukkan ke mesin ATM," ujarnya. 

Selain alat di atas, jaringan pembobol ATM ini juga menggunakan spy camera yang dipasang di dalam penutup tombol ATM. Dengan spy camera tersebut, pelaku bisa mengetahui pin ATM yang sedang ditekan oleh pemilik nasabah. "Artinya, ada dua data yang dimiliki pelaku, pin ATM dan data magnetic stripe dari kartu ATM," paparnya. 

Data magnetic stripe itu kemudian diduplikasi dengan dimasukkan ke kartu ATM kosong. Dengan pin ATM yang sudah dikantongi pelaku, maka pelaku bisa mengambil uang dari rekening nasabah yang datanya diambil secara ilegal. "Ini modus teknisnya, untuk melanggengkan kejahatannya ternyata yang jadi sasaran itu warga negara asing (WNA)," ujarnya.