Beberapa waktu lalu, alat terapi kanker yang ditemukan oleh peneliti asal Indonesia bernama Warsito ini cukup heboh di beritakan di media lokal. Namun sayangnya banyak kritikan yang menyudutkan penemuan penting putra Indonesia ini. Alih-alih sibuk mengkritik, kini dikabarkan hasil temuan langka ini malah akan digunakan oleh negeri sakura, Jepang. Sebuah pusat kesehatan di Jepang, Saisei Mirai Clinics dilaporkan akan menggunakan alat terapi kanker buatan peneliti Indonesia, Warsito Purwo Taruno. Peralatan medis tersebut dipakai untuk penanganan pasien di Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Keihan.
Alat yang dinamai ECCT (Electrical Capacitive Cancer Treatment) itu dikembangkan di CTech Labs di Tangerang sejak tahun 2010.
Prinsip alat itu memberikan medan listrik statis dari luar terhadap tubuh pasien yang mengidap kanker. Medan listrik membuat sifat kelistrikan sel kanker, yang meningkat tinggi saat sel membelah diri, terganggu sehingga sel kanker gagal membelah dan mati.
Selama ini, terapi kanker umumnya dilakukan melalui pembedahan dan kemoterapi serta radiasi. Kerja sama dengan Saisei Mirai Clinics itu juga mencakup riset, edukasi, dan pengembangan produk serta penyebaran pengetahuan penyembuhan kanker dengan teknik tersebut.
Jumat lalu, Warsito berharap ketergantungan pada peralatan impor dalam pengobatan kanker dapat dikurangi melalui pengembangan produk inovasi di pusat riset di Indonesia. Saat ini, pasar produk alat kesehatan di Indonesia sekitar Rp 4 triliun per tahun dan 95 persen di antaranya merupakan produk impor.