Beberapa lama tak terdengar, perangkat kacamata pintar Google Glass berikut semua aksesorisnya ternyata sudah mulai dijual melalui toko Google Play Store pada akhir minggu lalu.
Menurut laporan yang dilansir oleh Engadget, versi Glass yang dilego online tersebut sama dengan yang ada selama ini, yakni Explorer Edition.
Demikian pula dengan banderol harganya yang tetap berada pada angka "wah" sebesar 1.500 dollar AS atau hampir Rp 18 juta.
"Glass adalah kacamata pintar yang meringankan hidup dan membuat Anda lebih fokus pada momen yang ada," tulis Google dalam deskripsi Glass di Play Store.
Pertama kali diperkenalkan pada 2012, Google Glass awalnya hanya bisa dibeli oleh kalangan terbatas yang tergabung dalam program "Glass Explorers".
Nah, para pemilik awal tersebut mendapat Google Glass versi Explorer edition seperti yang kali ini dijual online secara bebas oleh Google.
Glass versi Explorer Edition sebenarnya dimaksudkan sebagai semacam perangkat beta yang dipakai oleh pengguna untuk keperluan pengembangan lebih lanjut.
Google Glass sebelumnya sempat beberapa kali dijual bebas, meski dalam jumlah terbatas.
Setelah akhirnya dipajang di toko online, perangkat itu kini tersedia untuk siapapun yang bisa menebus banderol harganya.
Google Glass adalah produk teknologi yang paling banyak dibicarakan saat ini. Selain dirancang langsung oleh Google, teknologi dalam sebuah kacamata juga belum pernah dieksplorasi sedrastis ini.
Bagaimana Google Glass dapat dimanfaatkan pada masa depan adalah pertanyaan yang tak sabar untuk segera diungkapkan. Perlahan hal itu mulai tersibak. Itu karena beberapa hari lagi Google akan mulai mengirimkan perangkat seharga USD1.500 (Rp14 jutaan) itu ke sejumlah pengguna pertama yang disebut ”Explorer”.
Mereka adalah developer (pengembang aplikasi) serta konsumen yang akan mengeksplorasi apa saja kegunaan dari Google Glass.
Dari segi bentuk, Google Glass memiliki frame tebal di salah satu sisinya. Tepat di bagian kanan, ada layar seukuran prangko yang memiliki resolusi 640 x 360 piksel. Layar tersebut menjadi proyektor visual langsung ke retina mata sehingga pengguna Google Glass merasa melihat sebuah HDTV berukuran 25 inci dari jarak 2,5 meter. Selain memiliki fitur seperti kamera, mikrofon, dan speaker, Google Glass juga dapat terhubung ke perangkat lain melalui koneksi Bluetooth, bahkan Wi-Fi. Tersedia juga memori internal 16 GB, slot microUSB, kamera 5 MP, dan daya tahan baterai yang diklaim bertahan sepanjang hari.
Dengan fitur-fitur itu akan mudah bagi pengguna Google Glass untuk memotret, merekam video, chatting, mengirim SMS, melakukan pencarian di Google Search, hingga menerjemahkan kata tanpa menggerakkan tangan mereka. Karena itulah, Google Glass disebut sebagai komputer yang dapat dikenakan di tubuh. Saat ini Google Glass sedang dirintis untuk menjadi sebuah ekosistem sendiri. Buktinya bisa dilihat dari Andreessen Horowitz, Google Ventures, dan Kleiner Perkins Caufield & Byers.
Ketiganya adalah venture capitalist(VC) yang siap memberikan modal venturakepada startupsyang mengembangkan sebuah produk, baik hardware maupun aplikasi, untuk Google Glass. Para VC itu akan memilah individual atau startupsmana yang dianggap paling potensial untuk diberi suntikan modal. Dan, karena entrepreneuryang terpilih itu akan mendapatkan masukan dari tiga sudut pandang sekaligus, kesempatan suksesnya dinilai akan lebih tinggi. Para analis juga berkomentar positif. Menyebut Google Glass sangat potensial untuk menjadi ekosistem yang besar.