Ratusan hot spot (titik api) Senin (21/7) mengepung Provinsi Riau. Berdasarkan rekaman satelit terra dan aqua dari BMKG, jumlah hot spot di Riau hingga pukul 05.00 WIB kemarin adalah 417 titik.
Dengan terus meningkatnya titik api hampir di seluruh kabupaten/kota di Riau, tentunya bakal mengancam jalur mudik Idul Fitri yang dimulai dalam pekan ini. Semua jalur mudik, baik udara, darat maupun laut berpotensi terancam.
Dari ratusan titik api terpantau tersebut, terbanyak ada di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) yang jumlahnya mencapai 327 titik.
Selanjutnya Bengkalis 27 titik, Kepulauan Meranti satu titik, Kampar sembilan titik, Dumai enam titik dan Kuantan Singingi (Kuansing) lima titik. Kemudian Pelalawan sembilan titik, Rokan Hulu 21 titik, Siak enam titik, Indragiri Hilir (Inhil) empat titik dan Indragiri Hulu (Inhu) dua titik.
Dari pantauan BMKG tersebut, secara keseluruhan di Sumatera jumlah mencapai 570 titik. Jumlah hot spot yang identik dengan titik api di Provinsi Riau belum akan disikapi pemerintah pusat dengan menurunkan personel ke Pekanbaru.
Cuaca Riau pada umumnya cerah tapi peluang hujan di perkirakan sangat minim. Artinya potensi kebakaran sangat tinggi kalau kebakaran dibiarkan saja," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo PUrwo Nugroho dikonfirmasi JPNN, Senin (21/7) malam.
Dikatakan, potensi kebakaran hutan dan lahan tidak saja di Riau tapi ada di seluruh Indonesia. Namun hujan masih akan diturun di wilayah selatan equator.
Untuk di Sumatera seperti Lampung, Bengkulu. Sementara di Jawa hujan masih turun di Jawa Barat dan Banten.
Sementara kondisi Riau selalu kering apalagi di musim kemarau.
"Dengan kondisi seperti itu (musim kemarau) potensi Karhutla makin tinggi. Apalagi julmah hotspot meningkat, terutama di Rohil. Selalu dia paling tinggi. Artinya Pemdanya tidak optimal mengatasinya. Padahal Wabupnya anak Gubernur Riau, harusnya lebih aktif," tutur Sutopo.
BNPB, kata Sutopo, terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah disamping mensiagakan sejumlah helikopter yang sebagian terus diturunkan melakukan modifikasi cuaca. Namun, kendali operasi masih tetap pada Gubernur Riau.