Hati-hati, jangan sampai Piala Dunia yang disambut gegap gempita menyisakan takdir tragis seperti yang dialami pemuda berusia 25 tahun ini. onton pertandingan Piala Dunia Sepak Bola pada malam hari diduga menjadi penyebab kematian pria berusia 25 tahun di Kota Suzhou, Tiongkok Timur, kata satu rumah sakit setempat pada Senin.
Pria tersebut ditemukan sudah meninggal di kamarnya pada Sabtu pagi, sementara perangkat TV masih menyiarkan pertandingan sepak bola.
Para dokter di Rumah Sakit Rakyat Xingcheng, tempat ia dikirim, mengatakan mereka menduga kematian pria itu berkaitan dengan begadang untuk nonton pertandingan sepak bola, yang berlangsung pada tengah malam di Tiongkok karena perbedaan waktu dengan negara tuan rumah pertandingan, Brasil. Walaupun para dokter tidak menjelaskan secara pasti apa yang mungkin telah menjadi penyebab kematiannya, kelelahan atau serangan jantung adalah faktor yang mungkin, demikian laporan Xinhua, Senin. Mereka memperingatkan para penggemar sepak bola agar memperhatikan kesehatan
iongkok mungkin tak memiliki wakil pada Piala Dunia FIFA 2014, tapi orang Tionghoa rela bergadang untuk nonton pertandingan mulai tengah malam hingga pukul 06.00 waktu Beijing.
Kabar tak sedap tak hanya datang dari para supporter Piala Dunia, aksi protes pun dilakukan oleh tim peserta. Sebagaimana diketahui Kolombia mengajukan protes kepada FIFA, Senin (16/6/2014), terkait kinerja pihak keamanan yang dinilai memperlambat mobilitas tim.
Maurucio Correa sebagai manajer tim Kolombia menjelaskan pengawalan pihak keamanan terlalu lambat. Karena pengawalan tersebut, bus yang ditumpagi pemain Kolombia hanya melaju dengan kecepatan 20-25 kilometer per jam. Situasi ini terjadi berulang, termasuk saat kedatangan tim besutan Jose Pekerman ke Stadion ineirao, Belo Horizonte, untuk melakoni laga pertama penyisihan Grup C Piala Dunia melawan Yunani, Sabtu (14/6/2014).