Setelah beberapa waktu udara di Riau telah berstatus normal, kini bencana asap kembali mengancam propinsi ini. Seperti diberitakan oleh Tribun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi kebakaran hutan dan lahan di Riau akan kembali terjadi, karena pada bulan Mei ini Riau dilanda kekeringan. Atas hal ini baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Riau mewaspadai akan adanya bencana kabut asap yang terjadi akibat kebakaran.
"Memasuki musim kemarau Mei hingga Agustus diprediksi kebakaran hutan dan lahan akan kembali meningkat," kata Deputi BNPB Tri Budiarto di Pekanbaru dalam acara seminar Riau Tanpa Asap, Selasa (29/4/2014).
Sementara itu, menurut Tri Budiarto bahwa penyebab kebakaran hutan adalah akibat ulah tangan manusia. Bukan akibat alam. Berdasarkan Intruksi Presiden bahwa penangulangan asap di Riau merupakan tanggangjawab kepala daerah seperti bupati dan walikota. Sedangkan Perintah Propinsi Riau menyokong dan Pemerintah Pusat mendampingi. Tetapi jika kebakaran makin parah, maka pemerintah siap ambil komando.
"Kebakaran hutan merupakan bencana nasional dan telah menjadi isu kawasan. Kami mengharapkan semua pihak baik masyarakat, korporasi, akademisi, TNI, Polri dan unsur-unsur terkait di daerah bekerja sama dan memberikan masukkan yang bisa diterima dan dimplementasikan agar masalah kebakaran tidak terulang lagi," jelasnya.
Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menyambut positif ajakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk berbagi praktik terbaik dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan asap di Riau. "Pendekatan multi-stakeholder ini sangat baik untuk mencapai tujuan solusi tuntas Riau bebas asap," kata bos perusahaan pulp dan kertas terbesar di Asia tenggara yang hadir dalam acara tersebut.
Kusnan menambahkan, perusahaan telah menerapkan kebijakan pembukaan lahan tanpa bakar (no-burn policy) sejak perusahaan beroperasi. Perusahaan juga menerapkan teknologi tata kelola air (ekohidro) untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan.
" Pengelolaan tata kelola air yang baik dapat mengurangi risiko kebakaran lahan," kata Kusnan. Terkait penanganan kebakaran hutan, Kusnan Rahmin mengatakan, pihaknya menginvestasikan USD6 juta untuk peralatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Perusahaan juga mengeluarkan biaya Rp2 miliar untuk biaya perawatannya.