Bencana kabut asap yang hingga kini masih terus melanda kawasan Provinsi Riau ternyata menimbulkan banyak sekali keburukan baik bagi manusia maupun lingkungan.
Para dokter spesialis yang tergabung ke dalam perhimpunan profesi dokter, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Pekanbaru mengatakan, beragam dampak kabut asap akan terjadi mulai dari kanker paru, gangguan gagal janin hingga stresnya terumbu karang.
Terhadap peristiwa kabut asap yang rutin terjadi di Riau tersebut, para dokter spesialis tergabung dalam IDI menyuarakan bahwa hak untuk hidup sehat masyarakat Riau dan juga sekitarnya telah dirampas. Yang paling menakutkan dari bencana kabut asap ini, sangat berdampak negatif. Mulai dari ISPA yang kini sudah banyak diderita masyarakat, kanker paru, gagal janin, hingga pertumbuhan anak kurang baik. Bahkan IQ jadi rendah bagi anak sampai kepada ancaman kematian.
Asap juga menjadi ancaman kepunahan terumbu karang.
Oleh sebab itu, agar dapat memberikan edukasi kepada masyarakat yang tidak berdosa yang kini menanggung dampaknya, para dokter spesialis ini memberikan pengetahuan terhadap ancaman dari bencana kabut asap. Pemerintah daerah maupun pusat diharap dapat memberikan sanksi tegas terhadap pelaku. Penjelasan diberikan para dokter bertempat di ruang rapat medik Rumah Sakit Awal Bros lantai II, Selasa (4/3) yang dipimpin langsung Ketua IDI Cabang Kota Pekanbaru, dr Zul Asdi SpB (Spesialis Bedah), didampingi Wakil Ketua I dr Muhammad Iqbal SpS (Spesialis Saraf), dan Wakil Ketua II dr Tubagus Odih SpBA (Spesialis Bedah Anak).
Ada juga pengurus lainnya, dr Zaldy Zaimi SpOG (Spesialis Kebidanan dan Kandugan), dr Azisman Saad SpP (Spesialis Paru), dr Yasmi SpA (Spesialis Anak), dr Marhan Effendi, dr Fani Rosianti Rosman Ambiar SpPD (Spesialis Penyakit Dalam), dr Amir Azis Alkatiri SpJP (Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah), dr Abdullah Qoyum.
Dr Azisman Saad SpP (Spesialis Paru) menjelaskan, asap sangat berpengaruh sensitif kepada usia manula, anak balita, dan ibu hamil. Saat ini yang sudah sering terjadi itu adalah serangan ISPA, seperti batuk-batuk, gangguan pernafasan dan lainnya untuk dampak jangka pendeknya.
‘’Namun untuk dampak jangka panjangnya adalah kanker paru dan bisa berakibat pada kematian secara perlahan. Dampaknya bisa dirasakan dalam rentang waktu 10 tahun ke depan,’’ jelasnya.
Bagaimana dengan penggunaan masker yang saat ini sudah banyak dilakukan oleh masyarakat? Menurutnya, penggunaan masker yang banyak digunakan oleh masyarakat itu tidak menjamin untuk menghalangi partikel kotor dari kebakaran itu masuk ke pernafasan.