Personel TNI diterjunkan untuk membantu Polisi, mengingat saat ini para pelaku pembakaran sudah melakukan perlawanan. Wilayah pembakaran yang terlalu luas, ditambah personel polisi yang jumlahnya terbatas, dipastikan akan membutuhkan banyak personel. Karena itu, bantuan tenaga dari TNI bisa meringankan tugas polisi mengejar pelaku pembakaran.
Panglima TNI Jenderal (TNI) Moeldoko mengatakan bahwa semua prajuritnya mengutamakan tindakan pencegahan ketimbang kekerasan. Selain itu harus dilakukan larangan pembakaran hutan dan lahan kepada masyarakat setempat. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara berdialog dengan masyarakat dan menyebar 200.000 selebaran berisi larangan membakar lahan dan hutan.
Selain mengirim pasukan, TNI juga mengerahkan sepuluh pesawat pengangkut C-130 Hercules TNI AU dan satu pesawat CN-295. Dua dari sepuluh pesawat Hercules akan digunakan untuk menebar garam dalam rangka membuat hujan buatan.
Pasukan TNI mempunyai tiga tugas utama di Riau. Pertama, memadamkan api. Kedua, membantu Polri menindak para pelaku pembakaran hutan. Ketiga, memberi layanan kesehatan bagi masyarakat.
Usai melakukan pelepasan personel, Panglima TN Jenderal Moeldoko bersama rombongan tiba di Markas TNI AU Roesmin Nurjadin, Sabtu (15/3/2014), sekitar pukul 11.15 WIB. Panglima TNI lebih awal tiba di Pekanbaru dan menunggu kedatangan Presiden. Panglima TNI disambut tim Satgas Tanggap Darurat yang ada di Pangkalan TNI.
Sementara itu Sebelumnya, TNI juga sudah menerjunkan 925 prajurit untuk membantu penanggulangan bencana asap di Riau. Mereka terdiri atas 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Sebanyak 4,878 hektare lahan yang terbakar berhasil dipadamkan dengan 140 titik api. Personel TNI ini akan bertugas memadamkan api, selama 21 hari atau 3 minggu dan akan disesuaikan dengan perkembangan lingkungan di kawasan Riau dan sekitarnya.***