Pemerintah dianggap lepas tangan terhadap kondisi ini. Padahal asap di Riau sudah berlangsung sejak 17 tahun lalu atau tepatnya sejak tahun 1997. Namun tindakan tegas tidak dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap pihak-pihak yang melakukan pembakaran lahan dan hutan. Hal ini diungkapkan Koordinator Lapangan, Heri Budiman.
Aksi ini dimulai dengan terlebih berkumpul di Jalan Cut Nyak dengan melakukan berbagai kegiatan seperti menyanyikan lagu-lagu bertema lingkungan, serta membaca puisi tentang lingkungan.
Sekitar 30 komunitas yang ada di Riau mengikuti aksi ini kemudian bertolak ke Tugu Zapin di depan Kantor Gubernur Riau. Puncak dari kegiatan ini adalah menyampaikan desakan dan tuntutan kepada pemerintah tegas terhadap pelaku kebakaran serta melakukan penanganan secara cepat terhadap kondisi yang sudah terjadi.
"Mereka harus menuntaskan, menghentikan dan tidak ada lagi masalah asap di Riau untuk hari ini, besok dan kapanpaun," katanya Heri.
Mereka pun menyampaikan tuntutan dan desakan kepada Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Pemprov Riau serta kabupaten/kota yang harus bertanggung jawab dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat Riau.
Wajar, jika akhirnya berbagai komunitas yang mewakili warga Riau ini kemudian melakukan berbagai aksi-aksi. Setidaknya sekitar 13.009 hektare lahan di Provinsi Riau telah hangus terbakar pada kurun enam pekan terakhir.
Alhasil asap mengepung Riau beminggu-minggu dan menyebabkan banyak warga terserang penyakit. Sekitar 40 ribu jiwa terserang penyakit dan 37 ribu diantaranya merupakan penyakit Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan sisanya mengidap penyakit kulit, asma dan gatal-gatal. ***