Berdasarkan pantauan satelit Citra Radar menunjukkan bahwa potensi hujan justru terjadi di Sumatera Barat. Sedangkan Riau sedikit pun tidak ada awan konvektif. Upaya untuk melakukan hujan buatan juga tidak efektif karena tidak ada awan. Kelembapan udara masih rendah dan jika ada potensi hujan, hanya akan terjadi diwilayah barat Riau.
Berdasarkan Data BMKG, satelit Terra dan Aqua mendeteksi 375 titik panas di Riau. Semuanya tersebar di beberapa kabupaten/kota di Riau, Senin (10/3/14). Sementara itu angin diprediksi dari timur laut ke barat daya dan selatan, dengan Pergerakan angin di ketinggian 850 milibar barat daya ke timur laut.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengurangi titik api. Riau meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa perlengkapan pemadam api lewat darat, serta pemadaman lewat udara berupa satu pesawat bom air B-200 berkapasitas air 20 ton dan helikopter Kamov untuk water bombing dengan kapasitas air 4,5 ton.
Selain itu, Satuan Tugas Tanggap Darurat Bencana Asap Riau sudah menyebarkan sekitar 25 ton garam untuk modifikasi cuaca hujan buatan dalam pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Riau.
Masyarakat juga telah melakukan sholat Istisqa (Sholat meminta hujan) dibeberapa wilayah termasuk di Halaman Kantor Gubernur Riau. Namun potensi turun hujan di Provinsi Riau masih sangat kecil.***