Kondisi asap yang kian para menyebabkan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru Rabu (12/3) lumpuh total. Dari 76 jadwal penerbangan mulai Bandara SSK II buka pukul 05.30 WIB sampai ditutup, tak satupun penerbangan yang beroperasi, baik take off (lepas landas) maupun landing (mendarat).
Semua maskapai penerbangan memilih untuk tidak terbang dari Bandara SSK II, terhitung hari ini, Kamis (13/3) hingga Sabtu (15/3).
Hal ini dilakukan pihak penerbangan disebabkan dampak kabut asap yang semakin berbahaya dan membahayakan penerbangan. Tingkat kabut asapnya makin pekat dengan jarak pandang sangat terbatas hanya 300 meter.
Ketua Air Operators Committee(AOC) Bandara SSK II, Ahmad Nixon menegaskan, untuk memberikan kejelasan pada calon penumpang, agar tidak terkatung-katung dengan jadwal penerbangan yang tidak pasti akibat kabut asap, maka diputuskan mulai Kamis sampai Sabtu (13-15/3) seluruh maskapai tidak melayani penerbangan alias tutup. ‘’Untuk hari ini saja tidak ada satu pun penerbangan. Banyak penumpang yang tidak bisa dipastikan penerbangannya. Sehingga memilih refund tiket. Maskapai mengalami kerugian atas peristiwa bencana asap ini,’’ kata Nixon.
Keputusan untuk tidak melayani penerbangan sampai Sabtu mendatang dikeluarkan agar semua masyarakat tahu akibat kebakaran hutan dan lahan. Pihaknya berharap penindakan tegas dilakukan oleh pemerintah, baik daerah maupun pusat.
‘’Semoga saja antisipasi cepat bisa dilakukan. Karena mulai Kamis sampai Sabtu lusa seluruh penerbangan rute dari dan ke Pekanbaru tutup. Ini adalah keputusan bersama dari seluruh airlines,’’ jelasnya.
Apalagi disampaikan Nixon, bencana kabut asap ini sudah lebih sebulan terjadi dan kondisinya makin parah. ‘’Tapi untuk Lion Air dan Garuda Indonesia tetap menjadwalkan terbang jika ada penumpang dengan melayani penerbangan malam,’’ ungkapnya.
Disebutkannya, kerugian tidak bisa dihitung, dan maskapai tetap memberikan refreshment kepada penumpang seperti menyiapkan nasi, refund dan pindahkan penerbangan. ‘’Anggap saja biaya yang dikeluarkan Rp8 juta satu penerbangan yang delay. Kalikan sekitar 80 penerbangan di SSK II, ada sekitar Rp640 juta itu biaya yang dapat dihitung. Belum lagi yang lainnya, bisa mencapai miliaran juga,’’ bebernya.
Dibenarkan Airport Duty Manager Bandara SSK II, Ibnu Hasan SE, seluruh maskapai dalam surat menyatakan untuk untuk sampai tanggal 15 Maret tak melayani penerbangan. ‘’Tapi Lion Air dan Garuda Indonesia masih menyiapkan penerbangan apabila kondisi cuaca membaik terutama malam hari,’’ tambahnya.