Asap Riau Kiriman dari Malaysia

Kabut asap di Provinsi Riau kian meningkat dan semakin tebal. Padahal titik api di Riau mengalami penyusutan. Ternyata kondisi di Riau diperparah dengan asap kiriman dari Malaysia. Menurut data atau rekaman satelit, titik panas (hotspot) di Malaysia jauh lebih banyak dibandingkan di Riau. Jumlah 'hotspot' di Semenanjung adalah 225 titik, sedangkan di Sumatera (Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan) sebanyak 1.702 titik.


Menurut pantauan Satelit NOAA 18 kebakaran lahan di Malaysia terjadi di sekitar wilayah Malaka atau di Semenanjung Malaysia. Analisa pergerakan angin menangkap bahwa angin memang bergerak dari Malaysia mengarah ke wilayah Riau dan sekitarnya dan membawa asap. Kondisi ini semakin parah karena kecepatan pergerakan angin di atas 25 kilometer per jam. Sehingga asap yang terbawa angin menyebar ke berbagai daerah di Sumatera terutama Riau.

Hal ini juga diperkuat  oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru  yang menyatakan bahwa kabut asap yang menyelimuti Malaysia bukan berasal dari Riau. Pasalnya  pergerakan angin saat ini tidak mungkin membawa asap kebakaran hutan di Riau ke Malaysia. Pergerakan angin masih konsisten dari timur laut ke barat daya yang artinya berlawanan dengan arah negara tetangga seperti Malaysia maupun Singapura.

Saat ini angin datang dari utara. Sedangkan Malaysia dan Singapura berada di utara Riau. Sedangkan  angin di Riau bergerak dari utara, timur, dan timur laut ke barat daya dan selatan. Karena itu, kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Riau terbawa angin menuju Sumatera Barat, Jambi, dan Bengkulu.

Sebelumnya Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan, kebakaran lahan dan hutan merata terjadi hampir seluruh wilayah Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) seperti Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Kamboja dan Indonesia.