Prosesnya sama dengan kencan kilat sungguhan. Chatting singkat ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya chemistry antara dua orang tersebut. Disana disediakan tombol ‘like’, jika A menyukai B, ia dapat menekan tombol ‘like’ untuk menyimpan akun pengguna untuk kemudian dihubungi. Dua orang yang saling menyukai dapat menambahkan akun satu sama lain di Facebook dan Twitter.
Valenice Balace, Founder dan CEO Peekawoo menyebutkan bahwa ide pembuatan Peekawoo terlahir dari pengalamannya yang gagal saat mencoba situs kencan. Menurutnya selesai meng-upload foto, yang dapat terjadi ialah para pria melihat-lihat foto setiap wanita seperti melihat katalog atau layanan itu berbasis lokasi.
Sistem ini dioperasikan oleh wanita dan memiliki pendekatan yang lebih sehat dan ramah untuk kencan.
Padahal aplikasi ini baru diluncurkan pada September 2013 lalu, namun jumlah penggunanya yang sudah terdaftar mencapai 15000 pengguna. 65 persen diantaranya berasal dari Filipina, dan sisanya tersebar di negara-negara seperti Kamboja, Indonesia, dan Amerika Serikat.
Target dari platform ini adalah pengguna pria dan wanita yang berusia antara 19 hingga 29 tahun. Biasanya, , sebagian besar pengguna log-in antara tengah malam dan jam 9 pagi. Tapi Valenice mengatakan bahwa timnya akan meningkatkan aplikasi ini sehingga pengguna offline juga bisa menjadi bagian dari targetnya. Ini berarti pengguna dapat memiliki lebih banyak interaksi ketika online sebagai lawan daripada menunggu orang lain untuk online.
Peekawoo merupakan bagian dari program inkubator Launchgarage. ada tahamp awal pembuatan, Peekawoo menerima pendanaan sebesar USD 30.000. Peekawoo masih belum memiliki sumber monetasi, tapi Valenice dan timnya berencana menjual barang-barang virtual dan fisik seperti sticker dan bunga. Peekawoo juga akan meluncurkan aplikasi mobile tahun ini.