Bagi warga Riau dan sekitarnya, hendaknya mulai bersiap-siap menyambut musim panas yang cukup terik melanda di kawasan propinsi ini. Musim panas di Propinsi Riau bukan hanya setakat mempengaruhi panasnya cuaca saja, akan tetapi dampak yang paling kerap terjadi adalah resiko kabut asap yang hampir melanda Riau disetiap kali musim kemarau. Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui staf analisa, Ibnu menyebutkan bahwa bisa jadi kabut asap ini dari kebakaran hutan dan lahan. Namun secara kewenangan BMKG sifatnya hanya memantau saja dimana terdapat titik panas (hot spot). ‘’Kondisi kabut asapnya belum begitu mengganggu,’’ singkatnya kepada Riau Pos.
Lebih lanjut disebutkannya, dari pantauan satelit Terra dan Aqua di akhir Januari sampai akhir Februari mendatang kondisi cuaca di Riau mengalami musim kering, artinya curah hujan minim. Namun bukan berarti tidak ada hujan. Ibnu juga menjelaskan, kondisi saat ini juga di Provinsi Riau mengalami tingkat kebakaran yang tinggi, sehingga mengakibatkan lahan mudah terbakar ditambah lagi dengan dukungan temperatur suhu. ‘’Dua hari belakangan ini mengalami jumlah yang cukup lumayan banyak, terhitung 31 Januari saja tecatat ada sekitar 93 titik,’’ ujarnya.
Kawasan Bengkalis mendominasi dengan 51 titik, dan untuk 1 Februari kemarin jumlahnya menurun menjadi 89. Sampai Ahad (2/2) sore ini di Riau itu terpantau 8 titik, Inhil 2 titik, dan pelalawan 6 titik, dan untuk Sumatera 19 titik.
Terjadinya kabut asap sudah mulai dirasakan di Riau. Dari Kabupaten Kuantan Singingi dilaporkan, kabut asap mulai menyelimuti daerah itu. Walaupun belum dipastikan asal kabut asap tersebut namun dari informasi Badan Lingkungan Hidup (BLH) di daerah itu terdapat dua titik api. Asap tersebut tampak jelas pada pagi hari dan menjelang Maghrib. Sementara pada siang hari, kabut terlihat hilang karena cahaya mata hari yang cukup terik. Namun demikian, kedatangan kabut asap tersebut cukup mengganggu warga, terutama yang ingin lari pagi maupun pada sore.