Penurunan adopsi second level domain (SLD) web.id menjadi penyebab penurunan tersebut. Pada Januari 2013, Pandi mencatat ada 42.699 domain web.id yang terdaftar. Namun, jumlah itu menurun drastis pada Desember 2013 menjadi 26.386 domain.
Ketua Pandi Sigit Widodo mengatakan, permintaan juga menurun tatkala mereka menaikkan harga dari yang biasanya Rp.25.000 menjadi Rp. 50.000. Atau banyak juga yang sudah mendaftar dan pada akhirnya domainnya tidak dipakai, beberapa diantaranya juga ada yang tidak melakukan perpanjangan.
Meskipun web.id mengalami penurunan, namun sejumlah SLD mengalami pertumbuhan. Pandi mencatat, domain "co.id" tumbuh paling pesat dari 42.682 pada Januari 2013 menjadi 48.409 pada Desember 2013.
Domain lain yang mengalami pertumbuhan pesat adalah my.id. Dari 907 pada Januari 2013, menjadi 2.392 pada Desember 2013. Domain desa .id juga mengalami pertumbuhan cukup baik. Sejak dibuka pada Mei 2013, sebanyak 47 net.id telah digunakan. Jumlah itu terus tumbuh menjadi 463 pada Desember 2013.
Berikut ini laporan Pandi tentang adopsi domain .id hingga Desember 2013:
- co.id: 48.409
- web.id: 26.386
- sch.id: 12.438
- or.id: 5.066
- go.id: 3.208
- ac.id: 2.930
- net.id: 349
- mil.id: 253
- biz.id: 753
- my.id: 2.392
- desa.id: 463
Pandi juga telah menyiapkan aturan main untuk menggelar pendaftaran country code top level domain (CCTLD) .id atau bisa juga disebut "Apapun.id." Jadi, pengguna bisa menggunakan nama domain langsung dengan akhiran .id. Sebagai contoh, portal berita Kompas.com bisa saja mendaftarkan domain "kompas.id".
Ada tiga tahapan peluncuran domain Apapun.id. Tahap pertama adalah "Sunrise" yang dimulai pada 20 Januari sampai 17 April, lalu tahap kedua adalah "Grandfather" dari 21 April hingga 13 Juni, dan tahap "Landrush" dari 16 Juni sampai 15 Agustus 2014.
Lalu pada 17 Agustus 2014, adalah tahap General Availability di mana publik luas bisa membeli domain "Apapun.id".