Hanya dengan Rp.3000 saja, pengalaman berbeda sisi kehidupan kerajaan dapat Anda rasakan meski Anda hidup di zaman modern seperti saat ini. Bangunan yang bercirikan arsitektur gabungan antara Melayu, Arab, dan Eropa ini biasa juga disebut Asserayah Hasyimiah, yang berarti matahari timur.
Memasuki kompleks Istana, pengunjung dapat melihat berbagai peninggalan kerajaan yang masih lengkap dengan peralatan kerajaan. Kerajaan Siak didirikan oleh Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin, yang memimpin kerajaan pada tahun 1889 – 1908 Masehi.
Dipuncak bangunan terdapat enam patung burung elang yang dijadikan sebagai lambang keberanian Istana. Kepakan burung elang menandakan kekuasaan raja yang mengapit beberapa wilayah dibawah kekuasaan istana. Di sekitar istana masih dapat dilihat meriam menyebar di ke berbagai sisi-sisi halaman istana.
Pengalaman lain akan semakin terasa ketika memasuki ruangan istana. Cermin besar berbentuk persegi panjang terpasang sedemikian rupa mengelilingi ruangan. Sebanyak hampir 50 cermin dengan ukuran besar seakan memperhatikan pengunjung dari semua sudut dan bagian.
Ketika lampu dihidupkan maka cahayanya akan memantul menerangi ruangan, selain itu cermin-cermin tersebut juga berfungsi sebagai alat pengintai setiap gerak-gerik yang terjadi di istana.
Istana ini terdiri dari dua lantai, Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang yang terdiri dari ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, dan satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan yang juga digunakan untuk ruang pesta. Sementara lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan yang berfungsi untuk istirahat Sultan dan para tamu kerajaan.
Bagian Interior Istana dipenuhi koleksi benda antik seperti berbagai kursi meja baik dari kayu, kristal dan kaca yang tertata rapi di bawah lampu-lampu kristal berwarna-warni bergantungan di plafon istana. Demikian pula berbagai bentuk almari dan berjenis senjata dari tembaga dan besi.
Disamping itu terdapat pula aneka cinderamata yang merupakan hadiah dari para sahabat kerajaan. Seperti patung perunggu Ratu Wihemina, yang merupakan hadiah Kerajaan Belanda, patung pualam Sultan Syarif Hasim I bermata berlian, sejenis gramafon raksasa terbuat dari tembaga dengan piring garis tengah 1 meter dari bahan kuningan, benda buatan Jerman ini dapat mengeluarkan bunyi-bunyian musik klasik karya Beethoven dan Mozart. Istana juga dihiasi dengan perkakas seperti sendok, piring, gelas-cangkir berlambangkan Kerajaan Siak masih terdapat dalam Istana.
Belum lagi guci-guci besar yang memancarkan warna lukisan dari Cina yang mempercantik pemandangan sudut-sudut ruangan. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh Kerajaan Siak di masa lalu, pengunjung dapat melihat melalui foto-foto berukuran besar yang terletak di dalam Istana Siak.
Seluruh benda-benda peninggalan tersebut masih original sejak zaman kerajaan dulu dan kondisinya masih terawat. Peninggalan kerajaan yang hingga saat menjadi misteri adalah brankas berukururan ukuran 0,5 x 1,2 meter, dengan berat sekitar 300 kilogram. Brangkas tersebut tidak bisa dibuka meski sudah beberapa kali didatangkan ahli kunci, dan dilakukan pengeboran.
Selain brankas, juga terdapat cermin sebuah cermin milik para permaisuri Sultan. Mitosnya siapa yang bercermin disana dengan meniatkan sesuatu, niscaya niat tersebut bisa terkabul. Cermin ini dipercaya bisa membuat wajah semakin cerah dan awet muda bila sering bercermin di sana.
Ciri Melayu sangat kental terlihat di tangga dari besi berbentuk spiral yang berada tepat sisi kiri dan kanan menuju lantai 2. Tangga dari besi berhiaskan rangkaian motif tersebut terlihat sangat indah. Mitosnya jumlah anak tangga naik dan turun akan berbeda. Namun hal ini hanya masalah konsentrasi saat perhitungan saja. Masih banyak peninggalan kerajaan yang saat ini masih tersimpan rapi dan kokoh.
Kerajaan Siak Sri Indrapura