"Saat ini sudah tidak ada gonjang-ganjing lagi, saatnya kerja-kerja,kerja dan kerja," katanya seusai pertandingan final AFF-19 Indonesia melawan Vietanm di Gelora Delta Sidoarjo, Ahad 22 September 2013.
Djohar mengatakan, konflik di tubuh PSSI sudah berakhir pada Kongres Luar Biasa PSSI 4 Maret 2013 lalu. Ia mengaku saat ini semua pengurus PSSI sudah kembali bersatu untuk sepak bola Indonesia yang lebih baik.
Seperti diketahui, sebelum Kongres Luar Biasa, sepak bola Indonesia dilanda dualisme. PSSI yang diketuai Djohar Arifin mendapat tentangan dari kelompok yang menamakan diri Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) pimpinan La Nyala Mataliti. Dualisme itu juga mengakibatkan kompetisi profesional terbelah dua yaitu Liga Prima Indonesia dan Liga Super Indonesia.
Dikatakan oleh Djohar, yang akan diurusi oleh PSSI ke depan fokus untuk mendidik semua pemain Timnas Indonesia, mulai dari U-16, U-19, U-21, dan para pemain senior. "Kemenangan U-19 di AFF sebagai kado pertama untuk masyarakat Indonesia, ini adalah bukti kerja keras kami," ujarnya. ***