Pekanbaru, driau,com -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pekanbaru besok (4/8) akan menggelar Festival Lampu Colok selama tiga hari (6/12/13). Kecamatan Payung Sekaki, ditunjuk sebagai pelaksana gelar Festival Lampu Colok 2013. Persiapan festival sudah terlihat di Lapangan TVRI Jalan Durian, jumat malam (3/8).
Kepala Disbudpar Pekanbaru, Dastrayani Bibra menerangkan, bila kepanitiaan sudah terbentuk mempersiapkan kegiatan tersebut. Pada rapat perdana, disepakati pelaksanaannya di Lapangan TVRI Jalan Durian, karena tuan rumah kali ini Kecamatan Payung Sekaki.
"Festival ini akan berlangsung selama tiga hari, yang akan dibuka oleh Walikota, Firdaus MT dan jajaran Pemko Pekanbaru. Seluruh peserta sudah dipastikan dari semua kecamatan kota ikut serta," ujarnya.
Berhubung festival ini acara rakyat untuk melestarikan tradisi, terang Ide, maka selain meramaikan festival lampu colok ini di lokasi acara, masyarakat juga diminta untuk memasang lampu colok di depan rumahnya.
"Ini dilakukan supaya tradisi ini memang betul-betul lestari dan generasi muda Pekanbaru mengetahui tradisi nenek moyang mereka. Pasanglah lampu colok di rumah masing-masing selama tiga malam," ajak birokrat yang akrab dipanggil Ide ini.
Untuk persiapan peserta, kata Ide, berhubung akan dilakukan penilaian, maka motif pemasangan lampu colok diserahkan kepada masing-masing kecamatan. Apalagi di setiap kecamatan sudah ada ahlinya masing-masing.
"Yang penting, harus disesuaikan dan serasi antara ornamen dengan tema. Tim penilai dari Disbudpar akan menyambangi setiap kecamatan. Penilaiannya berdasarkan keindahan, artistik, banyaknya jumlah lampu colok, serta bentuk ornamen yang ditampilkan. Momen ini juga sebagai promosi wisata daerah kota Pekanbaru, sehingga tidak cuma warga lokal, warga regional pun mengenal lampu colok," beber Ide.
Untuk persiapan minyak tanah, sebut Ide, panitia dalam hal ini disperindag sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk menyiapkan minyak tanah.
"Minyak tanah yang dibutuhkan mencapai 5.000 liter. Ini sudah diminta ke Pertamina melalui disperindag. Diharapkan jumlah itu cukup, jika kurang akan dikoordinasikan lagi," jelas Ide.
"Hadiah akan diberikan berupa uang tunai. Juara I diberikan sebesar Rp 7,5 juta, juara II Rp 5 juta, dan juara III diberikan uang sebesar Rp 2,5 juta. Jika dibandingkan dengan kreatifitas dan pelestarian tradisi, memang hadiah ini tidak seberapa, namun ini sebagai apreasiasi atas pelestarian tradisi tersebut,"
Sebagai pengetahuan, tambah Ide, lampu colok adalah lampu minyak yang terbuat dari bahan bekas seperti kaleng dan botol. tradisi melayu, bila setiap tanggal 27 Ramadhan, tradisi masyarakat di Pekanbaru memasang lampu colok dalam banyak bentuk, seperti gapura dsb. Tradisi lampu colok adalah warisan masyarakat Melayu Pekanbaru di zaman dulu, saat lampu minyak memang sarana penerangan yang dipakai sehari-hari.
"Tujuan masyarakat menyalakan lampu saat itu, supaya semua rumah terang saat malaikat turun di malam lailatul qadar, karena malam lailatul qadar diyakini pada malam 27 Ramadan. Selain itu, tradisi ini juga dijalankan untuk mengucap syukur dan menyambut kemenangan di hari Idul Fitri. Saat ini diadakan festival supaya semarak, dan menjadi daya tarik wisata Pekanbaru," pungkasnya (2s)
foto : net