Padang, Driau.com - Festival Pawai Budaya Multikultur digelar Hok Tek Tong atau Himpunan Tjinta Teman (HTT) untuk Perayaan 150 tahun kelahirannya di kawasan Pondok (Pecinaan Padang), Kamis 22 Agustus 2013 lalu.
HTT merupakan organisasi kongsi kematian dan sosial etnis Tionghoa tertua di Kota Padang. Organisasi ini berdiri Agustus 1863. Dalam keterangan persnya, menyatakan hasil evaluasi dan pembubaran panitia bahwa festival tersebut telah berlangsung sukses, tertib dan lancar. Panitia berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu jalannya pelaksanaan festival, khususnya kepada para wartawan media, baik cetak ataupun online, Minggu (25/8)
HTT merupakan organisasi kongsi kematian dan sosial etnis Tionghoa tertua di Kota Padang. Organisasi ini berdiri Agustus 1863. Dalam keterangan persnya, menyatakan hasil evaluasi dan pembubaran panitia bahwa festival tersebut telah berlangsung sukses, tertib dan lancar. Panitia berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu jalannya pelaksanaan festival, khususnya kepada para wartawan media, baik cetak ataupun online, Minggu (25/8)
Pawai menampilkan budaya Tionghoa dan pembaurannya di Kota Padang serta aneka budaya etnis lain di kota itu. Peserta pawai tak Cuma pemuda Tionghoa tapi juga Minangkabau, Jawa, Sunda, Batak, Nias, Mentawai, dan Nusa Tenggara. Cara ini menjadi sentuhan keberagaman suku di Padang sejak dulu.
Orang Minang ikut menampilkan aneka kostum dan kesenian tradisional. Putra-putri keturunan Tionghoa berbusana tradisional Minangkabau. Etnis lain seperti Nias, Mentawai, Batak, Jawa, Sunda, dan Nusa Tenggara Timur juga memamerkan pakaian tradisionalnya.
HTT menampilkan miniatur Kapal Jung, kapal tradisional Tionghoa yang erat kaitannya sebagai transportasi diaspora orang Tionghoa di masa lalu. Adapula permainan naga, barongsai dan pakaian pengantin.
Satu penampilan HTT yang sepektakuler dan menyedot perhatian penonton adalah arak-arakan ‘Sipasan’. Lipan berkepala dan berekor naga ini memiliki badan berupa tandu yang digotong 1.500 laki-laki dan 223 anak-anak berkostum aneka budaya.
Arak-arakan ‘Sipasan’ (Centipede Procession) sepanjang 243 meter dan berhasil diarak sejauh 1,9 km dari Jembatan Siti Nurbaya hingga Hotel Axana ini berhasil meraih Guinnnes World Record. Tuako atau Ketua HTT Feryanto Gani langsung menerima penghargaan dari Carim Valerio, penilai dari Guinnes World Record yang khusus datang dari London.