Wak Si Dolan adalah nama seorang bujang yang sudah terlajak usianya atau terlewat umur. Usianya sudah mencapai setengah abad dengan kehidupan yang sangat miskin. Saking miskinnya Wak Si Dolan tak punya rumah yang layak, ia hanya memiliki sebuah gubuk dengan atap dan dinding yang terbuat dari daun rumbia, sementara lantainya terbuat dari nibung. Wak Si Dolan sehari-hari hanya bekerja sebagai nelayan untuk menghidupi dirinya.
Suatu hari saat memancing di laut, Wak Si Dolan mendapatkan ikan tenggiri yang cukup besar. Alangkah bahagianya hati Wak Si Dolan. Ia berpikir ikan itu akan ia jual dan uangnya akan digunakan untuk membeli ayam untuk dikembang biakkan. Kemudian uang dari pengembangan ayam akan dibelikan itik. Setelah itik berkembang biak maka uangnya akan ia belikan dengan kambing dan juga akan dikembang biakkan. Setelah kambing dikembang biakkan maka ia akan membeli sapi. Uang dari pembiakan sapi akan ia belikan jaring ikan yang besar. Dengan jaring ikan yang besar maka ia pun akan menjadi kaya raya. Ia akan bisa membuat dan memiliki rumah yang bagus dan mewah. Itulah yang dipikirkan oleh Wak Si Dolan.
Tak hanya itu, ia juga mengkhayal setelah nanti ia kaya raya, maka ia akan memiliki dua orang istri sekaligus. Istrinya bernama Fatimah dan Aminah. Kedua istrinya itu akan tidur menemaninya setiap malam. Ia pun akan sangat bahagia. Ia membayangkan kedua istrinya itu mencandainya secara bergantian. Ia mengkhayal kedua istrinya itu menggelitiknya secara bergantian. Saat menghadap Fatimah ia akan tertawa-tawa sambil digelitik. Setelah itu ia akan membalikkan tubuh untuk menghadap ke Aminah istrinya yang kedua. Aminah pun akan menggelitikinya, dan ia kembali tertawa-tawa.
Tanpa disadari, Wak Si Dolan berbalik ke sana kemari membayangkan digelitik secara bergantian oleh istri-istri yang dibayangkannya. Akhirnya kapal yang ia naiki saat sedang mencari ikan pun menjadi oleng dan bergoyang-goyang. Hingga akhirnya kapal Wak Si Dolan terbalik. Ikan tenggiri yang baru didapatnya kembali tenggelam ke laut. Saat itu barulah ia tersadar bahwa saat itu ia sedang berkhayal. Akhirnya habislah impian Wak Si Dolan karena kebanyakan mengkhayal. Ia pun bersedih dan kehidupannya tetap miskin akibat terlalu banyak mengkhayal.
Cerita rakyat Melayu Wak Si Dolan memiliki banyak pelajaran untuk kehidupan. Salah satunya adalah ketika kita punya cita-cita dan impian, maka yang paling utama adalah berusaha dan berdoa. Tidak baik terlalu banyak mengkhayal. Mengkhayal hanya akan membuat kita lalai dan terbuai. Kita akan menjadi malas berusaha karena terlalu banyak memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Jadi dalam mengejar impian dalam kehidupan, yang paling penting adalah langsung aksi untuk menjalankannya, tidak hanya sibuk memikirkan hasil-hasilnya.
Secara umum berikut ini pelajaran penting yang bisa kita ambil dari cerita rakyat Melayu Wak Si Dolan:
1. Tidak boleh malas dalam mengejar cita-cita dan impian
2. Tidak boleh terlalu banyak mengkhayal tanpa adanya usaha untuk mencapai suatu cita-cita.
3. Kunci sukses dalam hidup adalah bekerja dan berdoa, mimpi hanya sebagai faktor motivasi untuk menambah semangat dalam bekerja.
4. Orang yang malas bekerja dan hanya suka mengkhayal maka ia selamanya tak akan pernah berhasil mendapatkan apa yang menjadi impiannya.
5. Terlalu banyak mengkhayal malah akan menjadikan kesengsaraan dalam hidup.
Cerita rakyat Melayu Wak Si Dolan memang sangat cocok dijadikan pelajaran untuk kehidupan setiap masa. Mengingat karakter penghayal sebenarnya bukan hanya terdapat dalam cerita-cerita rakyat tempo dulu, namun karakter malas berusaha dan hanya suka mengkhayal memang masih banyak ditemukan dalam kehidupan modern saat ini. Oleh karena itu sangat pantas menjadikan kisah cerita rakyat Melayu Wak Si Dolan tersebut sebagai pelajaran kehidupan.