The Lone Ranger sudah jadi "pahlawan" Amerika, bahkan sebelum Superman dipopulerkan DC Comics pada 1938. Sosok fiksi bekas ranger atau penegak hukum di wilayah Texas yang ganas itu mula-mula tenar dalam paket drama radio pada 1933-1954. The Lone Ranger kemudian mendunia sebagai serial TV yang asalnya ditayangkan di AS pada 1949-1957.
Bila Superman sukses berkali-kali diangkat ke layar lebar, The Lone Ranger tak segemilang itu ketika diangkat ke layar lebar pada 1956, 1958, dan 1981. Ingatan khalayak tentang sosok ini lebih menancap ke serial orisinalnya di TV, dengan Clayton Moore sebagai The Lone Ranger dengan kuda putihnya, Silver, sedangkan Jay Silverheels sebagai Tonto, kawan Indiannya.
Legenda yang sudah mulai menepi dalam ingatan pencintanya itu kini kembali diangkat ke layar lebar. Tak tanggung-tanggung, The Lone Ranger garapan Gore Verbinski ini berdurasi hampir dua setengah jam. Digarap dengan biaya besar dan skala kolosal, termasuk membangun set rel kereta dan lokomotif untuk mengurangi penggunaan teknologi komputer (CGI) dalam latar adegan.
Bagi penonton yang pernah mencintai The Lone Ranger di serial TV, sosok John Reid—nama asli si Lone Ranger—yang diperankan Armie Hammer di film ini akan menjadi parodinya. Setidaknya pada dua pertiga film, sebelum ia mulai tangkas menembakkan pistol.
Komikal
Tonto di film ini juga ditampilkan sebagai karakter yang komikal. Ia bukan sekadar seorang Indian yang setia menemani dan membantu sang Ranger beraksi seperti dalam versi klasik. Tonto di film ini punya kisah sendiri, juga punya agenda balas dendam sendiri. Film ini melewatkan lebih dari separuh durasinya untuk berkisah tentang siapa John Reid dan Tonto, serta tragedi yang melatari keputusan mereka untuk beraksi bersama.
Penonton yang lebih kenal—dan menggemari—Jack Sparrow dalam sekuel Pirates of Caribbean dibandingkan The Lone Ranger dan Tonto versi orisinal bakal lebih menikmati film ini. Di sini, Johnny Depp membuat Tonto punya kekonyolan ala Jack Sparrow, tentu dengan modifikasi gaya.
Bukan kebetulan bila citarasa Pirates terasa di film ini. Gore Verbinski yang menyutradarai film ini, adalah pengarah tiga dari empat sekuel Pirates of Caribbean. Bahkan, Ted Elliot dan Terry Rossio yang menggarap skenario Pirates juga bergabung di sini.
Sebagai tontonan hiburan, film ini menyajikan deskripsi visual yang menawan, terutama dalam lanskap dan laga. Di sana-sini banyak adegan yang sukses memancing tawa, antara lain lewat dialog John Reid dan Tonto yang punya banyak perbedaan cara pandang.
Akan tetapi, film ini juga memuat gambaran sadis dan brutal ala wild-wild west era 1869 yang menjadi latar cerita. Musuh yang nyata bukan hanya pembunuh yang bengis dan sadis. Pejabat korporasi pembangun jaringan kereta jadi otak yang tak kalah jahat. Tentara dan representasi negara pun bisa dibeli korporasi jahat. Dengan skala kejahatan sebesar itu, pembantaian rakyat tak terhindarkan—di sini korbannya suku Indian. Itu cerita yang kontekstual pada setiap masa.
Pada akhirnya, terserah penonton, hanya ingin tertawa dihibur pahlawan bertopeng—dengan kuda yang bisa memanjat atap rumah dan kereta—atau mau merasakan sekelumit kegetiran setelah tawa seusai film berakhir. (Nur Hidayati)
The Lone Ranger
Sutradara: Gore Verbinskiu
Skenario: Justin Haythe, Ted Elliot, Terry Rossiou
Pemeran: Johnny Depp, Armie Hammer, Tom Wilkinson, Helena Bonham Carteru Produksi: Walt Disney Pictures.