Renungan Ramadan -- Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Ada dua waktu istimewa di bulan puasa yang kurang diperhatikan. Kebanyakan orang mengisinya dengan sesuatu yang tak berguna, bahkan cenderung sia-sia. Mereka tidak mendekatkan diri kepada Allah di dua waktu tersebut. Padahal dua waktu tersebut merupakan saat mustajab untuk dikabulkannya doa.
Pertama, menjelang berbuka puasa.
Banyak iklan-iklan dan ajakan untuk menghabiskan waktu menunggu berbuka dengan kegiatan kumpul-kumpul yang sering disitilahkan dengan "ngabuburit". Biasanya, isinya obrolan ngalor-ngidul dan jalan-jalan. Tidak sedikit diisi dengan pertunjukan musik dan hiburan lainnya. Padahal waktu tersebut adalah waktu yang sangat berharga. Tidak selayaknya seorang shaim (orang berpuasa) menyia-nyiakannya.
Disebutkan dalam hadits shahih, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
ثلاثة لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل ودعوة المظلوم
"Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: orang puasa sampai ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang dizalimi." (HR. Al-Tirmidzi)
Tiga orang yang disebutkan dalam hadits tersebut diistimewakan dengan pengabulan doa. Yakni doa mereka segera dikabulkan. Hal itu karena ketundukan mereka dalam berdoa kepada-Nya. Terkhusus orang berpuasa saat berbuka, karena ia usai mengerjakan ibadah dan saat itu ia dalam keadaan khudhu' dan tenang.
Karenanya para ulama salaf sangat-sangat mengagungkan waktu penghujung hari (sore hari) karena ia menjadi penutup hari puasa. Sesungguhnya orang cerdas, tentunya akan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk berdoa.
Kedua, yaitu pada waktu sahur, di waktu menjelang fajar.
Allah Ta'ala menerangkan ayat tentang
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
"Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Al-Dzariyat: 18)
Imam Mujahid dan lainnya mengatakan, "(di akhir-akhir malam) mereka mengerjakan shalat." Ulama lainnya mengatakan, "Mereka shalat malam dan menutupnya dengan istighfar sampai menjelang fajar." Ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala: "Dan yang memohon ampun di waktu sahur." (QS. Ali Imran: 17)
Kemudian Ibnu katsir berkata, "Jika istighfar di dalam shalat maka itu lebih baik." Beliau berhujjah dengan hadits shahih, "Sesungguhnya Allah turun setiap malam ke langit dunia saat seperti tiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: Adakah orang yang mau bertaubat sehingga Aku ampuni dia/ Adakah orang yang beristighfar sehingga aku ampuni dia? Adakah orang yang meminta (kepada-Ku) sehingga aku beri permintaannya? Sehingga terbit fajar."
Jadi waktu makan sahur yang menjelang fajar merupakan waktu mustajab untuk dikabulkannya doa. Maka selayaknya orang yang sedang makan sahur untuk memperbanyak doa dan istighfar di waktu yang berharga ini, sampai dikumandangkan azan shubuh. Terlebih kita berada di bulan Ramadhan, hendaknya kita manfaatkan waktu-waktu di dalamnya –khususnya waktu sahur ini- untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah 'Azza wa Jalla. Jangan dirusak keistimewaan waktu tersebut dengan menonton acara-acara yang tak berguna dan cenderung melalaikan.
Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita untuk bisa memanfaatkan kesempatan-kesempatan istimewa di bulan suci ini untuk meraih keberkahan dan pahala besar. Sesungguhnya orang yang baik adalah yang senantiasa mendapatkan taufiq dari Allah dalam setiap saatnya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Wallahu Ta'ala A'lam. ***