Banjir Tenggelamkan Eropa, 8 Korban Tewas

Berlin, Driau.com - Sedikitnya delapan orang dilaporkan tewas dan sembilan lainnya hilang menyusul gempuran air bah yang merendam wilayah Eropa tengah, Senin kemarin, 3 Juni 2013. Negara-negara Eropa tengah yang dilanda banjir antara lain, Jerman, Austria, Swedia, dan Republik Ceko.

Menurut laporan koresponden Al Jazeera, Rory Challands, air mencapai puncaknya pada tengah malam. "Di Praha banyak terdapat warisan dunia yang dilindungi UNESCO," ujar Challands dari Praha, ibu kota Ceko. Jika air sungai terus meluap, kata Challands, hal itu akan menimbulkan kerusakan parah terhadap kekayaan sejarah dunia.

Air mulai meluap dari tiga aliran sungai yang menerobos kota tua Passau di sebelah tenggara Jerman. Salah satu dari kota di negeri ini mengalami nasib buruk setelah dihantam air. Menurut laporan, kondisi tersebut merupakan terburuk dialami kota ini sejak 70 tahun silam.

Akibat hantaman air bah, banyak warga kota kekurangan bahan makanan dan pasokan listrik. Tim penyelamat pun sibuk menyelamatkan korban banjir dengan perahu karet.

Angkatan bersenjata Jerman mengatakan, untuk mengatasi bencana banjir, mereka mengirimkan 1.760 pasukan guna membantu otoritas setempat dan relawan banjir di sebelah selatan dan timur negara.

"Kanselir Jerman Angela Merkel berencana mengunjungi kawasan yang dilanda banjir pada Selasa, 4 Juni 2013," kata juru bicara Steffan Seibert.

Sikap tanggap pemerintahan Merkel terhadap musibah banjir ini dianggap oleh sebagian orang dapat mempengaruhi masa depannya dalam pemilu September 2013 mendatang.

Dari Republik Ceko diperoleh informasi, otoritas setempat bekerja keras mendirikan penahan air terbuat dari metal di sepanjang Sungai Vltava yang juga mengalir ke ibu kota Praha sejak Senin, 3 Juni 2013. Tak ketinggalan para relawan juga sibuk memasang karung pasir guna menjaga luapan air.

Bencana di Eropa tengah ini mirip dengan peristiwa yang pernah terjadi pada 2002 ketika 17 orang meninggal dunia di Republik Ceko dan menimbulkan kerugian senilai US$ 26 miliar atau setara dengan Rp 255 triliun. (Rls)