Aksi tersebut memang dilakukan untuk memprotes sesuatu yang mereka sebut sebagai ’’pelecehan resmi’’ oleh pemerintah. Demo nyeleneh itu diadakan untuk merespons pengumuman di sebuah stasiun kereta bawah tanah pekan lalu. Saat itu, sepasang muda-mudi terlihat sedang beradu bibir di pojok stasiun. Ulah tersebut terekam kamera pengawas.
Sejurus kemudian, terdengarlah suara pengumuman dari pengeras suara. Bukan menggambarkan sepur yang akan lewat, pengumuman itu kira-kira berbunyi seperti ini: ’’Para penumpang yang terhormat, mohon tidak berciuman di depan umum. Kami mohon Anda untuk bertindak sesuai dengan aturan moral yang berlaku.’’
Eh, di luar dugaan, muda-mudi yang lagi kasmaran tersebut ngambek. Mereka mengadu kepada media. Ciuman cinta itu pun berubah menjadi ciuman politik. Partai oposisi, partai sekuler berseberangan dengan partai penguasa yang berbasis Islam, mempertanyakan hak petugas subway dalam membuat pengumuman tersebut.
Puncaknya adalah demo yang dihelat Sabtu (25/5) waktu setempat. Ratusan orang berciuman di depan umum di stasiun-stasiun bawah tanah. Sembari berasyik-masyuk, mereka juga meneriakkan slogan-slogan. Juga, membawa banner bertulisan ’’Ciuman Gratis’’ dan ’’Pelukan Gratis’’.
Aksi tersebut bukan tanpa tentangan. Kelompok pro-Islam mengadakan aksi tandingan. Polisi pun memasang barikade di antara dua demonstran itu. (*)
* jpnn