"Artinya banyak lulusan diploma dan sarjana dari universitas di Riau belum terserap ke lapangan pekerjaan," kata Kepala BPS Provinsi Riau Mawardi Arsyad di Pekanbaru, Selasa (7/5).
Ia menjelaskan, jumlah pengangguran terbuka di Riau pada Februari 2013 mencapai 116.410 orang. Dari jumlah itu, pengangguran terbuka dari lulusan diploma I, II dan III, mencapai 8,48 persen. Jumlah itu naik 7,15 persen karena pada periode yang sama tahun lalu, pengangguran diploma sebesar 1,33 persen.
Selain itu, jumlah sarjana pengangguran juga bertambah dari 0,69 persen pada Februari 2012 menjadi 3,56 persen pada tahun ini.
Meski begitu, Mawardi mengatakan secara keseluruhan tingkat pengangguran terbuka di Riau pada Februari 2013 sebesar 4,13 persen, atau turun dari tahun lalu yang mencapai 5,17 persen.
"Penurunan pengangguran tak lepas dari makin terbukanya kesempatan kerja," ujarnya.
Menurut dia, penurunan tingkat pengangguran terbuka terjadi pada tingkat pendidikan SD dari 3,60 persen menjadi 2,23 persen. Kemudian pengangguran lulusan SMP turun dari 5,15 persen jadi 2,40 persen, dan SMA turun dari 8,6 persen jadi 8,0 persen, serta SMK dari 7,52 persen jadi 5,72 persen.
Sedangkan, ia mengatakan jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2013 mencapai 2.487.857 orang, atau bertambah 211.597 orang dibandingkan tahun lalu.
"Jumlah angkatan kerja di Riau naik 192.368 orang, menjadi 2.815.864 orang," ujarnya.
Meski pertumbuhan ekonomi Riau termasuk tertinggi di Indonesia namun kondisi itu belum mampu menciptakan lapangan kerja luas hingga pengangguran masih tinggi.